Kajian Budaya Konsumsi Cemilan Tradisional Kekerit setelah Melahirkan dalam Meningkatkan Kesehatan Ibu Nifas

Authors

  • serilaila serilaila Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Banjarmasin

DOI:

https://doi.org/10.26630/jk.v9i3.909

Keywords:

Kekerit, Health Recovery, Post Partum

Abstract

Kekerit which contains grains, rhizomes, and medicinal plants commonly consumed by the puerperal mother in Imigrasi Permu  Village of Kepahiang Regency, it was believed to be useful to restore health. The study was to find out the culture of consuming kekerit snack on postpartum mothers to restore health. A qualitative study of ethnographic approaches was performed on mothers who had given birth at Imigrasi Permu Village in April-October 2017 to 7 core informants and 5 additional informants with a purposive sample and snowball techniques through an in-depth interview to data saturation. Data analysis was using an editing analysis model. The result showed that Kekerit was a snack consisting of 30-40 ingredients and become a cultural snack for postpartum mother that useful for warm the body, reduce bloating and appetite. Development of kekerit snack is needed with further research, socialization, and cooperation to improve the product quality so it is feasible to be good healthy food and using local wisdom.

Author Biography

serilaila serilaila, Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Banjarmasin

Lecture, Lektor kepala

References

Abdullah, S. Z. S., Nilan, P., & Germov, J. 2016. Postpartum Dietary Restrictions and Taboos among Indigenous Temiar Women in Peninsular Malaysia: A Qualitative Study. Malaysian Journal of Nutrition, 22(2).

Aditama, Tjandra Yoga. 2015. Jamu dan Kesehatan (II). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan RI.

Andriati, & Wahyudi, R. T. 2016. Tingkat penerimaan penggunaan jamu sebagai alternatif penggunaan obat modern pada masyarakat ekonomi rendah-menengah dan atas Society’s acceptance level of herb as alternative to modern medicine for lower, middle, and upper class group. Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, 29(3), 133–145.

Koswara. S. 2006. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri Pangan, 1-37. ebookpangan.com

Handayani, S. 2010. Aspek Sosial Budaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas di Indonesia. Infokes, 1(2), 21–27.

Hidayat, S., & Rodame M Napitupulu. (n.d.). 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta: Agriflo.

Kalisch, B. J., Lee, S., & Dabney, B. W. 2013. Outcomes of inpatient mobilization: A literature review. Journal of Clinical Nursing, 23(11), 1486–1501. http://doi.org/http://doi.org/10.1111/jocn.12315

Kartika, Tina. 2017. Tradisi Minum Jamu: Konsep Komunikasi Kesehatan dari Generasi ke Generasi. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi Publik Dan Dinamika Masyarakat Lokal, 56-64. jurnal.fisip.unila.ac.id/index.php/prosidingmikom/article/download/312/278

Kementerian Kesehatan RI. 2013. RISKESDAS2013 dalam Angka dan Buku (pp. 70–76). Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.

Leatemia, R. R. 2010. Aktivitas Antioksidan Jamu Galohgor pada Tikus Putih (Rattus sp). [Tesis]. Institut Pertanian Bogor.

Paryono, & Kurniarum, A. 2014. Kebiasaan Konsumsi Jamu Untuk Menjaga Kesehatan Tubuh Pada Saat Hamil dan Setelah Melahirkan Di Desa Kajora Klaten Selatan. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 3(1), 64–72.

Saifuddin, Ab; Adriaansz, G., Wiknjosastro, H., Waspodo, D. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saryono, & Mekar Dwi Anggraeni. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika.

Serilaila, & Ely Wahyuni. 2016. Pengaruh Konsumsis Kekerit oleh Tikus Putih Terhadap Involusi Uteri dan Kebugaran (Laporan Pe). Bengkulu: Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Wulandari, R. A., & Azrianingsih, R. 2014. Etnobotani Jamu Gendong Berdasarkan Persepsi Produsen Jamu Gendong di Desa. Jurnal Biotropika, 2(4), 198-202.

Downloads

Additional Files

Published

31-12-2018