Korelasi Pemeriksaan Glukosa Urin Dengan Protein Urin Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
DOI:
https://doi.org/10.26630/jk.v7i1.118Keywords:
Glukosa urin, Protein urin, Diabetes MellitusAbstract
Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena penurunan efektivitas dan atau jumlah insulin, akibat gangguan pankreas. Pada keadaan  normal, pankreas memproduksi insulin untuk metabolisme karbohidrat yang terkandung dalam makanan yang kita makan. Penurunan aktivitas dan atau jumlah insulin menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, air dan elektrolit. WHO menyatakan bahwa   Indonesia menempati urutan keempat terbesar dalam jumlah penderita DM  dengan prevalensi 8,6% dari total jumlah penduduk. Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit dengan diabetes melitus menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pemeriksaan kadar glukosa urin dengan protein urin pada penderita diabetes mellitus tipe II. Penelitian ini merupakan potong lintang untuk mengetahui korelasi kadar glukosa urin dengan protein urin. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar protein urin, sedangkan variabel bebas adalah kadar glukosa urin. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi antara kadar glukosa urin dengan kadar protein urin pada penderita diabetes mellitus tipe II dengan korelasi/hubungan p= 0,003 dan kekuatan korelasi adalah linier positif sempurna sebesar r= 1.000. Hal ini berarti kenaikan kadar glukosa urin diikuti kenaikan kadar protein urin. Prediksi besarnya pengaruh  kadar glukosa urin dalam meningkatkan kadar protein urin menggunakan persamaan Y= 416, 77 - 236 X, dimana X adalah kadar glukosa urin dan Y adalah kadar protein urin. Perlu dilakukan pemeriksaan protein urin dan penelitian yang lebih spesifik berkaitan dengan protein urin sebagai marker untuk pencegahan kejadian nefropati diabetika.References
Bloomgarden ZT. 2005. Diabetic Nephropaty. Diabetes Care. Research Progressive Reviews.
Direktorat Laboratorium Kesehatan Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan. 2005. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta.
Gandasoebrata, R. 2004. Penuntun Laboratorium Klinik. Edisi 11. Jakarta. EGC.
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta. EGC.
Hastono, SP. et al. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Mengko, Richard. 2013. Instrumentasi Laboratorium Klinis. Bandung. Teknik Biomedika ITB.
Moerdowo. 2002. Spektrum Diabetes Melitus. Jakarta. Djambatan.
Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus.
Peterdi, J.P., Kang J.J., Toma, I. 2008. Activation of the renal renin-angiotensin system in diabetes new concepts. Neprol Dial Transplant. Suppl 23; 3047-3049.
Ritz, E., Keller C, Kristian H., Bergis. 2000. Nephropathy of type II diabetes mellitus. Neprol Dial Transplant. Suppl 9; 38-44.
Schrijvers B.F., de Vriese A.S., Flyvbjerg A. 2004. From Hyperglycemia to Diabetic Kidney Disiese : The Role of Metabolic, Hemodynamic, Intracellular Factors and Growth factors/Cytokines Endocrine Reviews. 25 (6): 971-1010.
Sudigdo, S. & Ismael, S. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. ed 4. Jakarta. Sagung Seto.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors can enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.