Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri
DOI:
https://doi.org/10.26630/jk.v8i3.625Keywords:
Anemia, Education, Menstruation, Intake, Breakfast, Nutritional statusAbstract
Teenage girls are one of the groups who are prone to anemia. Anemia in teenage girls is still a big public health problem because the prevalence is still ≥20% that is equal to 21,7%. This study aimed to examine the dominant factors associated with the incidence of anemia and determinants in teenage girls in MTsN 02 Kota Bengkulu with a cross-sectional design. The population was all female adolescents in MTsN 02 Kota Bengkulu and the sample was taken by using simple random sampling as much as 100 respondents taken from class VII and class VIII. The results showed that the anemia was 33.0% and there was a relationship between menstrual period (p=0,028), nutritional status (p=0,000), breakfast habits (p=0,000), iron intake (p=0,000), intake protein (p=0,017), consumption pattern of iron absorption inhibitor (p=0,045) and there was no significant correlation between maternal education level (p=0,265) with incidence of anemia in Young women at MTsN 02 Kota Bengkulu. Variable nutritional status is the most dominant associated anemia in young women.
References
Ahmad, S., Waluyo & Fatima F. 2011. Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Kue status gizi anak-anak di sekolah dasar SDN Kledokan Depok Sleman. University Journal Respati Yogyakarta. Vol. 1 No. 1.
Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
_______. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Cetakan IX.
Andriani. M dan Wirjatmadi B. 2013. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.
Arisman MB. 2010. Gizi Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran Cetakan XII. Penerbit EGC.
Cakrawati D, NH Mustika. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Depkes RI. 2013. Tabel Angka Kecukupan Gizi. http://gizi.depkes.go.id (Diakses 20 Februari 2017).
Gibney. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: ECG.
Gunatmaningsih, D. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun 2007. Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang.
Hestiantoro, A. Dkk. 2008. Masalah Gangguan Haid dan Infertilitas. Jakarta: FKUI.
Hapzah & Yulita, R. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi terhadap Kejadian Anemia Remaja Putri pada Siswi Kelas III di SMA N 1 Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. JurnalMedia Gizi Pangan, Volume 4 No.12.
Hazanah S, Rahmawati S, Nurlaila. 2013. Hubungan stress dengan siklus menstruasi pada usia 18-21 tahun. Jurnal Husada Mahakam, Volume 3 (7), p 331-339.
Ikhsan. 2005. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kalsum, U., & Halim, R. Kebiasaan Sarapan Pagi berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja di SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi: Seri Sains, Vol.18, No.1, 2016.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. http://www.depkes.go.id (Diakses 20 Februari 2017).
. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. http://gizi.depkes.go.id/ (Diakses 7 Februari 2017).
Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mariana W dan Nur Khafidhoh. 2013. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMK Swadaya Wilayah Kerja Puskesmas Karang Doro Kota Semarang Tahun 2013. Jurnal Kebidanan Volume 2 Nomor 4.
Martini, M. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di MAN 1 Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 8(1), p 1-7.
Moehji. 2009. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Sinar Sinarti.
Paputungan SR, Kapanto NH dan Rattu. 2016. Hubungan Antara AsupanZatBesidan Protein denganKejadian Anemia pada Siswa Kelas VIII dan Kelas IX di SMP Negeri 8 Manado. Jurnal Ilmiah Pharmacon, Volume 5 Nomor 1.
Proverawati dan Asfuah. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Muha Medika.
Sibagariang. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Media Info.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Suryani, D., Hafiani R., & Junita R. 2015. Analisis Pola Makan dan Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), p 11-18.
Smeltzer. dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta: EGC.
Supariasa I.DN, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
Syamsir E. 2006. Panduan Praktikum Pengolahan Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fateta IPB. Bogor.
Temme EHM danHoydonck PGA Va. 2002. Tea Consumption and Iron Status. European Journal of Clinical Nutrition. 56, p 376-386.
Thankachan, et al. 2008. Iron Absorbtion in Young Indian Women: The Interaction of Iron Status with The Influence of Tea and Ascorbic Acid. The American Journal of Clinical Nutrition. 87: 881-886.
Thompson. 2007. The Quest for Competititve Advantage. Sixteenth Edition. McGraw-Hill International Edition.
Utomo. 2013. Hubungan antara Asupan Protein, vitamin C, dan Kebiasaan Minum Teh dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish in this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors can enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.