Hubungan Faktor Risiko Dermatitis Kontak pada Petani

Authors

  • Achisna Rahmatika University of Lampung
  • Fitria Saftarina Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
  • Dwi Indria Anggraini Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
  • Diana Mayasari Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.26630/jk.v11i1.1465

Keywords:

Contact dermatitis, Farmers, Risk factors.

Abstract

About 30% of occupational diseases in farmers are contact dermatitis. Contact dermatitis due to work in the agricultural sector is the main commodity in Lampung Province at 35,82%. Farmers are generally always exposed to chemicals in the form of pesticides and fertilizers which can be irritants and allergens. This research was an observational descriptive using a cross-sectional method with 379 respondents. The research data were taken from interviews, questionnaires, and physical examinations by dermatologists and genitals. Data were analyzed using the chi-square test. Results: 13,5% of farmers experienced contact dermatitis. The analysis results of this study indicate that there is a statistical relationship between contact dermatitis with the use of the following factors, personal protective equipment (p-value=0,000), contact time (p-value=0,000), personal hygiene (p-value=0,000), total types of pesticides (p-value=0,000), and number of types of fertilizer (p-value=0,000). While the factors that were not statistically significant in this study were the relationship between contact dermatitis and length of service (p-value=0,919), atopic history (p-value=0,784), and type of occupation (p-value=0,115). There is a relationship between the following factors such as the use of personal protective equipment, duration of contact, personal hygiene, the number of pesticides, and the number of types of fertilizers with the incidence of contact dermatitis in farmers in the District of Punduh pedada.

References

Darwadi, Susmiati, & Lutfhi, E. I. (2017). Hubungan Kontak Pupuk Urea Dengan Dermatitis Kontak Pada Petani Di Desa Sekaran Kabupaten Tuban Tahun 2017. NJS, 1(1), 57–65.

Dinas Pertanian Propinsi Lampung. (2015). Epidemiologi pertanian di propinsi Lampung tahun 2014. (unpublished data).

Djuanda, A., Suriadiredja, A., Sudharmono, A., Wiryadi, B., Kurniati, D., & Daili, E. (2016). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Fielrantika, S., & Dhera, A. (2018). Hubungan karakteristik pekerja, kelengkapan dan higienitas APD dengan kejadian dermatitis kontak. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 6(1), 16–26. https://doi.org/10.20473/ijosh.v6i1.2017.16-26

Guna, C., Lisnawaty, & Ainurafiq. (2017). Hubungan Penggunaan Pestisida terhadap Kejadian Penyakit Dermatitis Kontak Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 7, 1–12.

Indrawan, I. A., Suwondo, A., & Lestantyo, D. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Pada Pekerja Bagian Premix Di PT. X Cirebon. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(2), 110–118. Retrieved from http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Irby, C. E., Yentzer, B. A., Vallejos, Q. M., Arcury, T. A., Quandt, S. A., & Feldman, S. R. (2009). The prevalence and possible causes of contact dermatitis in farmworkers. International Journal of Dermatology, 48(11), 1166–1170.

Loukil, B., Mallem, L., & Boulakoud, M. S. (2015). Study of Healthy Risks of Fertilizers on Biochemical Parameters in Workers. American-Eurasian Journal of Toxicological Sciences, 7(1), 22–25.

Marcherya, A. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis kontak akibat kerja pada pengrajin batik di griya gabovira Bandar lampung. [Skripsi]. Lampung: Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

Nugroho, A., & Sumini, S. (2015). Hubungan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Buruh Tani Dengan Kejadian Penyakit Kulit. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 3(2), 36–44.

Pradananingrum, S., Lestantyo, D., & Jayanti, S. (2018). Hubungan Personal Hygiene, Lama Kontak, Dan Masa Kerja Dengan Gejala Dermatitis Kontak Iritan Pada Pengrajin Tahu Mrican Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(4), 378–386.

Retnoningsih, A. (2017). Analisis faktor-faktor kejadian dermatitis kontak pada nelayan. [Skripsi]. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang.

Septiani, S. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian DermatitisKontak Pada Pekerja Cleaning Servis di Kampus UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Sharma, A., Mahajan, V. K., Mehta, K. S., Chauhan, P. S., Sharma, V., Sharma, A., … Chauhan, S. (2018). Pesticide contact dermatitis in agricultural workers of Himachal Pradesh (India). Contact Dermatitis, 79(4), 213–217.

Sudardja, H. (2015). Hubungan antara Pajanan Pestisida Organofosfat dengan Dermatitis Kontak pada Petani Sayur di Kecamatan Lembang. [Tesis]. Depok: Universitas Indonesia.

Suryani, F. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan DermatitisKontak Pada Pekerja Bagian Processing dan Filling PT. Cosmar Indonesia Tanggerang Selatan Tahun 2011. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedoktera dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suryani, N. D., Martini, & Susanto, H. S. (2017). Perbandingan Faktor Risiko Kejadian Dermatitis Kontak Iritan Antara Petani Garam Dan Petani Sawah Di Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(4), 444–455.

Thomsen, S. F. (2014). Atopic Dermatitis: Natural History, Diagnosis, and Treatment. ISRN Allergy, 2014, 1–7.

Wijaya, I. putu gilang iswara, Darmada, I., & Ruyati, L. M. M. (2016). Edukasi dan Penatalaksanaan Dermatitis Kontak Iritan Kronis di RSUP Sanglah Denpasar Bali Tahun 2014/2015. E-Jurnal Medika, 5(8), 6-9.

Downloads

Published

27-05-2020