Analisis Status Kesehatan Gigi Dan Kebutuhan Perawatan Gigi Pada Murid-Murid SD di Kota Bandar Lampung
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkep.v13i1.854Keywords:
Status Kesehatan Gigi, Kebutuhan PerawatanAbstract
Karies gigi pada anak masih tetap merupakan masalah klinik yang signifikan, Indeks DMF-T meningkat seiring dengan bertambahnyaumur anak. Prevalensi nasional Indeks DMF-T adalah 4,6. Indeks DMF-T anak umur 12 tahun menunjukkan rata-rata 2,25 dengan angka prevalensi sebesar 77%. Penelitian ini bertujuan mengetahui status DMF-T, status CPITN dan kebutuhan perawatan jaringan periodontal  pada anak–anak SDN Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh murid kelas VI SDN Kota Bandar Lampung yang rata-rata berumur 11-12 tahun sebanyak 8.850 orang. Sampel penelitian sebanyak 1770 responden, diperoleh melalui teknik proporsional sampling, setiap  gugus kecamatan sebesar 20%, dengan kriteria inkluisi murid yanggiginya sudah permanen semua.Hasil uji statistik  T-independen diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan karies gigi pada murid perempuan dan laki-laki, dimana pada perempuan lebih tinggi, yakni  (42,6 %) dan  laki-laki (38,3%). Prevalensi karies pada murid SDN Kota Bandar Lampung yaitu sebesar 80,9%. Rerata DMF-T adalah 1,39 (kategori rendah). Nilai DMF-T didominasi oleh Decayed (D), yaitu sebesar 1,24 sedangkan Filling(F) masih sangat rendah yaitu 0,015. Disimpulkan bahwa  indeks DMF-T murid SDN di Kota Bandar Lampung termasuk kategori rendah.Hasil pemeriksaan CPITN memiliki skor 0 sebanyak 36 %  dan  tidak terdapat perdarahan, probing,  poket patologis, skor 1 memiliki 2,3% menunjukkan bahwa terdapat perdarahan saat probing tidak disertai kalkulus, skor 2 memiliki 61,7% menunjukkan bahwa terdapat kalkulus (sub atau supragingiva), skor 3 dan skor 4 masing masing 0% , hal ini menunjukkan tidak terdapat pocket pada responden. Kebutuhan perawatan yang diperlukan sesuai analisis status gigi murid SDN Kota Bandar Lampung adalah scalling.
References
Carranza FA., 2006; Glickman’s Clinical Periodontology. 10th edition, Philadelphia.W.B. Saunders, p: 100-62, 543, 726–45.
Herijulianti, E., Indriani, T.S., Artini, S. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC PenerbitBuku Kedokteran , 2001; p 109-112
Katz J, Peretz B, Sgan-Cohen HD, Horev T, Eldad A. Periodontal status byCPITN, and associated variables in an Israeli permanent force militarypopulatioan. J Clin Periodontal 2000; 27 (5)
Maduakor, S., Lauverjat, Y., Cadot, S., Da Costa Nobel, R., Laporte, C., Miquel, J.L.Application Of Community Periodontal Index Treatment Need (CPITN)In Enugu (Nigeria) : Study Of Secondary School Students Aged Between12-18 Years, 2000, Odonto-Stomatologie Tropicale :29. Philadelphia W.B. aunders, p : 110-19, 344-70.
Machfoedz, Ircham drg.Asmar Yeti Zein, spd, skm. 2005. Menjaga kesehatan gigi dan mulut anak-anak dan ibu hamil. Yogyakarta: Fatramaya. 90 halaman
Manson, J.D., Eley, B.M. Buku Ajar Periodonti . Alih bahasa: Anastasia. EGCPenerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1993; pp 1-16, 97-9.
Megananda Hiranya Putri, dkk. 2012, Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Suwelo, Isnu Suharsono. 1992. Karies gigi Dengan Pelbagai Faktor Etiologi. Jakarta. EGC.143 halaman.
Tarigan, Rasinta.1994.Kesehatan Gigi dan Mulut.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Vandana, KL., Reddy Sesha, M., (2007). “Assesment periodontal status in dentalfluorosis subject using community periodontal index of treatment needsâ€. IndianJournal of Dental Research. Vol.18.Issue: 2. Page 67-71.