DISFUNGSI EREKSI PADA PENDERITABENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)DI RUMAH SAKIT KOTA BANDAR LAMPUNG
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkep.v12i2.612Keywords:
BPH, Disfungsi EreksiAbstract
Pembesaran prostat dianggap sebagai bagian proses dari pertambahan usia (proses aging). Banyak penyebab yang mempengaruhinya sehingga terjadi kemunduran dari fungsi prostat. Permasalahan dari penyakit ini terjadinya disfungsi ereksi bagi si penderita. Meningkatnya prevalensi BPH meningkat pula prevalensi disfungsi ereksi. Tujuan penelitian ini diketahui hubungan Benign Prostate Hyperplasia (BPH) dengan disfungsi ereksi Di Poli Bedah RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung tahun 2016. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, pemilihan sampel dengan teknik consecutive Sampling, dengan mengambil minimal 59 responden. Instrumen penelitian menggunakan studi dokumentasi dan angket kuesioner. Hasil univariat menunjukkan jumlah terbanyak berusia 61-70 tahun sebanyak 23 orang (38,3%), terdiagnosis BPH sebanyak 35 orang (58,3%) dan yang tidak terdiagnosis BPH sebanyak 25 orang (41,7%), mengalami disfungsi ereksi sebanyak 21 orang (35%) dan yang tidak disfungsi ereksi sebanyak 39 orang (65%).  Analisa data dengan menggunakan uji statistik Chi Square, didapatkan hasil adanya hubungan antara Benign Prostate Hyperplasia (BPH) dengan disfungsi ereksi di Poli Bedah RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung tahun 2016, dengan p-value= 0,004. Saran penelitian yaitu agar hasil penelitian ini menjadi masukan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada saat pengkajian agar lebih dalam mengkaji status seksual pasien dengan BPH di RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.
References
Amalia, Rizki.2010.Faktor-faktor Terjadinya Pembesaran Prostat. http://eprints.undip.ac.id/5282/Rizki_Amalia.pdf.
Asalia, dkk. 2015. Hubungan antara skor IPPS dan skor IIEF pada pasien BPH dengan gejala LUTS yang berobat di Poli Bedah RSUP PROF. DR. R. D. Kandau. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi. Manado
Corona. 2008. The Journal Of Sexual Medicine.
Coyne KS, Sexton CC, Irwin DE, Kopp ZS,Kelleher CJ, Milsom I.2008.Theimpact of overactive bladder, incontinence and other lower urinary tract symptoms on quality of life, work productivity, sexuality and emotional well-being in men and women. BJU International;101:1388-95.
Habsari CP. 2010.Hubungan antara pembesaran prostat jinak dengan gambaran endapan urin di kandung kemih pada pemeriksaan ultrasonografi. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas .Surakarta.
Irwin DE, Mungapen L, Milsom I, Kopp Z, Reeves P, Kelleher C.2009.The economic impact of overactive bladder syndrome in six Western countries.BJU International;103:202-9.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku ajar patologi Robbins. Edisi ke-7. EGC. Jakarta. Hal 743-745.
Madjid, dkk. 2011. Penurunan KeluhanDribbling Pasien Pasca Transurethal Resection Of The Prostate Melalui Kegel’s Exercise. PSIK FK Universitas Hasanudin. Makasar
Parsons KJ. 2010. Benign Prostatic Hyperplasia and Male Lower Urinary Tract Symptoms: Epidemiology and Risk Factor. PMC;5 Hal 212-218.
Purnomo. 2012. Dasar-dasar urologi. Edisi ke-3. Sagung Seto. Jakarta. Hal 123-141.
Putong, dkk. 2014. Pengaruh Usia Lanjut Terhadap Hasrat Seksual Pria (Skripsi). Bagian Biologi Dan Andrologi, Fakultas kedokteran UNSRAT. Manado
Sabri. M. 2011. Gambaran Pasien Hiperplasia Prostat Jinak yang Menjalani Reseksi Prostat Transuretra di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2009 – Desember 2010 [skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Pekanbaru
Sherwood L.2012.Fisiologi Manusia; dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6. EGC. Jakarta.