KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkep.v12i1.369Keywords:
Karakteristik ibu, Pemeriksaan Pap SmearAbstract
Berdasarkan laporan RSAM (2013),ditemukan: tahun 2011 ada 28 kasus cancer serviks mengalami infeksi dan 16 kasus lesi prakanker, tahun 2012 ada 35 kasus cancer serviks dan tahun 2013 ada 38 kasus cancer serviks tahun (setiap tahun mengalami peningkatan kasus cancer serviks di Indonesia semakin diperburuk lagi yaitu 70% kasus cancer serviks sudah berada dalam stadium lanjut, ketika datang ke rumah sakit yang menyebabkan sulit untuk diatasi, bahkan kasus berakhir dengan kematian. Oleh karna itu perlu sosialisasi gerakan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi dini cancer serviks oleh RS. Jenis penelitian adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang tidak melakukan pemeriksaan pap smear, datang ke Poliklinik Kebidanan RSUDAM Provinsi Lampung, umur 17-55 tahun. Jumlah populasi penelitian = 80 responden. Sampel: total populasi, instrumen data: kuesioner, dan analisis data univariat, uji presentase (%). Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik ibu yang tidak melakukan pemeriksaan pap smear adalah berdasarkan umur yang tertinggi adalah ibu yang berumur 17-45 tahun, termasuk dalam klasifikasi umur reproduksi sebesar 46 orang ibu (57,50%) berdasarkan tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan pap smear yang tertinggi adalah ibu dengan kriteria pengetahuan cukup sebesar 38 orang ibu (47,50%) berdasarkan paritas yang tertinggi adalah paritas lebih dari satu anak, termasuk dalam klasifikasi paritas multipara yaitu sebesar 36 orang ibu (45,00%). Berdasarkan status pekerjaan yang tertinggi adalah ibu yang pekerjaannya pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 23 orang ibu (28,75%). Berdasarkan status perkawinan yang tertinggi adalah ibu yang menikah sebanyak 67 orang ibu (83,75%). Berdasarkan pendidikan yang tertinggi adalah lulus pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 30 orang ibu (37,50%),dan lulus pendidikan SMA atau sederajat sebanyak 28 orang ibu (35,00%).Diharapkan petugas kesehatan dapat member1kan penyuluhan tentang perlunya pemeriksaan Pap Smear untuk deteksi dini kanker serviks
Â
References
Anoraga, Panji. 2005. Peran Pendidik Dalam Perilaku Kesehatan, Jakarta, EGC
Cancerhelp, 2010. Cancer. Dalam www.heathwomen,com. Diakses pada tanggal 05 Maret 2014
Depkes RI. 2007. Prevalensi Kanker Rahim di Indonesia. Dalam www. Depkes.go.id. Diakses pada tanggal 05 Februari 2014
Harly, 2012. Gynecology for Midwifery, Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Huda, G.Agnia. 2011. Hubungan antara karakteristik usia dan pendidikan terhadap pengetahuan tentang kanker serviks dan PAP Smear di Kelurahan Cempaka Putih, Jakarta
Iswardani. 2010. Kanker Serviks Mulut Rahim. Dalam www.gnet.com diakses pada tanggal 05 Maret 2014.
Manuaba.IB. Gede, 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: PT. Arcan
Muhaimin. 2004. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta. Fitra Maya
Mulyono.2006. Masa Usia Subur. Dalam www.medicaljurnal.co.cc Diakses pada tanggal 03 Mei 2014
Safiano. 2003. Masa Usia Subur. Dalam www.medicaljurnal.co.cc Diakses pada tanggal 03 Mei 2014
Tharsyah. 2001. Mendeteksi KankerServiks Secara Dini. Dalam www.soribd.com. Diakses pada tanggal 8 Maret 2014