PENGARUH PEMBERIAN BRONKODILATOR INHALASI DENGAN PENGENCERAN DAN TANPA PENGENCERAN NaCL 0,9% TERHADAP FUNGSI PARU PADA PASIEN ASMA

Authors

  • Tori Rihiantoro Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jkep.v10i1.329

Keywords:

Fungsi Paru, VEP1, Inhalasi Bronkodilator, Asma

Abstract

Terapi inhalasi bronkodilator pada pasien asma  merupakan pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui penghisapan. Kenyataan di lapangan ada pebedaan dalam prosedur pemberiannya, dimana ada yang memberikannya dengan pengenceran NaCl 0,9%, tetapi ada juga yang memberikan tanpa pengenceran. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan dan tidak satunya prosedur dalam pelaksanaanya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian obat bronkodilator inhalasi dengan pengenceran Nacl 0,9% dan tanpa pengenceran Nacl 0,9% terhadap fungsi paru pasien asma. Desain penelitian menggunakan Quasy-Eksperiment (Pre-Post Test Control Group Design). Populasi dalam penelitian adalah semua pasien asma yang dilakukan pemberian obat bronkodilator inhalasi. Sedangkan tehnik sampling yang dipakai adalah Accidental Sampling, yaitu seluruh pasien asma dengan pengobatan nebulizer yang menggunakan obat bronkodilator Inhalasi pada Bulan Agustus – September 201, dengan jumlah sampel 60 orang. Analisa data yang digunakan adalah uji T dependen dan uji T independen Hasil penelitian menunjukan peningkatan fungsi paru (VEP1) pada pasien asma lebih besar pada pasien yang diberikan terapi inhalasi bronkodilatior tanpa pengenceran (108,33 ml/detik dengan standar deviasi 18,952 ml/detik) dari pada dengan pengenceran NaCl 0,9% (96,67 ml/detik dengan standar deviasi 12,685 ml/detik). Ada perbedaan rata-rata nilai VEP1 pada pasien asma yang diberikan inhalasi dengan pengenceran NaCl 0.9% dengan tanpa pengenceran NaCl 0,9% (p = 0.007). Untuk itu disarankan agar disusun kembali suatu SOP pemberian bronkodilator inhalasi (nebulizer) yang mengacu pada hasil penelitian ini, yaitu  inhalasi bronkodilator tanpapengenceran.

 

References

Amrie,Yulino., Yunus, Faisal., Mangunnegoro, Hadiarto. (2004). Perbandingan Efek Klinik Salbutamol Lepas Lambat 4mg dan 8 mg Pada Penderita Asma Bronkial. Jakarta

Dahlan Z (2000). Penegakan Diagnosis dan Terapi Asma dengan Metode Obyektif. Cermin dunia kedokteran, Jakarta.

Danusaputro H. (2000), Ilmu Penyakit Paru, EGC, Jakarta

IDAI. (2004).Pedoman Nasional Asma Anak (2004), UKK Pulmonologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia

Ikawati, (2006), Penyakit Paru Di Indonesia, EGC, Jakarta.

Price, Sylivia A& Wilson. (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC, Jakarta

Soeparman. (1996), Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta

Sukamto, Sundaru H. (2006), Asma Bronkial, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

www.med.papers.com. diakses pada 10 November 2010

Published

2017-01-26