Pengaruh Aktivitas Fisik Intensitas Sedang terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Laki-laki
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkep.v15i2.1791Keywords:
Aktivitas fisik intensitas sedang, Glukosa darah, Obesitas.Abstract
Peningkatan prevalensi obesitas berbanding lurus dengan risiko penyakit penyerta (komorbid) yang disebabkan oleh obesitas seperti diabetes melitus (DM) tipe 2 yang terjadi melalui mekanisme resistensi insulin. Jenis penelitian analitik komparatif numerik berpasangan dengan desain quasi experimental dan metode pengambilan data pengukuran berulang (pre test – post test design) dengan kelompok kontrol. Jumlah sampel sebanyak 30 orang, terbagi menjadi kelompok kontrol positif (K1) terdiri atas 10 orang obesitas grade II (indeks masa tubuh ≥30 kg/m2), kelompok kontrol negatif (K2) terdiri atas 10 orang normal (indeks masa tubuh 18,55-22,99 kg/m2) dan kelompok perlakuan (P) terdiri atas 10 orang obesitas grade II (indeks masa tubuh ≥30 kg/m2) yang diberikan perlakuan aktivitas fisik intensitas sedang berupa berjalan cepat selama 30 menit atau setara dengan HRmax 55-70 persen.Analisis menggunakan Paired T-Test untuk melihat perbedaan pretest dan posttest menunjukkan nilai p=0,087 pada kelompok P1, p=0,058 pada kelompok P2 dan p=0,000 pada kelompok P. Analis menggunakan One Way Anova untuk melihat perbedaan antar kelompok menunjukkan nilai p=0,002 antara P dan K1, p=0,085 antara kelompok P dan K2, p=0,474 antara kelompok K1 dan K2.Terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik aktivitas fisik intensitas sedang berupa berjalan cepat selama 30 menit terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada laki-laki obesitas
References
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.(2018). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).1–384.
Bird, SR & Hawley, JA.(2017). Update on the effects of physical activity on insulin sensitivity in human. BMJ Open Sport & Exercise Medicine. 2(1): 1-26.
Borghouts, LB & Keizer, HA.(2000). Exercise and insulin sensitivity: a review. Int J Sports Med. 21(1):1–12.
Ercho, NC., Berawi, KN., Susantiningsih, T. (2013). The relation of obesity with LDL and HDL levels at preclinic student of medical faculty of lampung university. Majority. 4(1) : 87-92.
Haskell, WL., Lee, IM., Pate RR., Powell KE., Blair SN., et al.(2007). Physical activity and public health: updated recommendation for adults from the American College of Sports Medicine and the American Heart Association. Med Sci Sports Exerc.39(8):1423-1434.
Herwanto, ME., Lintong, F., Rumampuk, JF.(2016). Pengaruh aktivitas fisik terhadap kadar glukosa darah pada pria dewasa. Jurnal E-Biomedik.4(1):156-163.
Koelmeyer, RL., Dharmage, SC., English, (2016). DR. Diebetes in young adult men: social and health related correlates. BMC Public Health.16(3): 64-90.
PERKENI.Konsensus pengendalian dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. 2015; Jakarta: PB PERKENI.
Popkin, BM., Adair, LS., Ng SW.(2012). Now and then: The global nutrition transition: the pandemic of obesity in developing countries. Nutr Rev.70(1): 3–21.
Putra IWA, Berawi KN. (2015). Empat pilar penalatalaksanaan pasien diabetes melitus tipe 2.Majority. 4(9) : 8-12.
Redinger, RN.The pathophysiology of obesity and its clinical manifestations. Gastroenterology and Hepatology.2007; 3(11):856–863.
Segula, D. (2014). Complications of obesity in adults: a short review of the literature. Malawi Medical Journal. 26(1):20–4.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem edisi 8. EGC: Jakarta.
Venkatasamy, VV., Pericherla, S., Manthuruthil, S., Mishra, S., Hanno, R. (2013). Effect of physical activity on insulin resistance, inflammation and oxidative stress in diabetes melitus.J Clin Diagn Res.7(8):1764–1766.
WHO.(2018). Obesity and Overweight. Geneva: WHO.