ANALISIS FAKTOR DETERMINAN STATUS GIZI LANSIA PENGHUNI PANTI WERDA BHAKTI YUSUA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkep.v8i1.140Keywords:
Status Gizi, Lansia, Panti WerdhaAbstract
Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Lansia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rawan menderita masalah gizi sehingga kekebalan tubuh menurun, mudah terserang penyakit, timbul komplikasi penyakit bahkan risiko kematian. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor determinan status gizi lansia penghuni Panti Werdha Bhakti Yusua Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan mengukur seluruh populasi lansia yang berjumlah 104 orang. Instrument pengukuran yang digunakan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mengukur variabel dependen (status gizi) dan kuesioner untuk mengukur variabel independen (umur, jenis kelamin, status perkawinan, penyakit penyerta, kunjungan keluarga, partisipasi kegiatan sosial, kepemilikan gigi asli, konsumsi energi, konsumsi protein). Analasis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diketaui bahwa 59,6% lansia memiliki status gizi kurus dengan rata-rata IMT 19,44+3,57. Faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi lansia adalah status perkawinan (p=0,049), penyakit penyerta (p=0,000), kunjungan keluarga (p=0,041), partisipasi kegiatan sosial (p=0,004), jumlah kepemilikan gigi asli (p=0,011), konsumsi energi (p=0,039), dan konsumsi protein (p=0,042), sedangkan faktor determinan yang tidak ada hubungan adalah umur (p=0,644) dan jenis kelamin (p=0,835). Disarankan agar ada kerja sama antara kementerian sosial, kementerian kesehatan dan pemerintah daerah untuk menempatkan tenaga kesehatan di Panti Werdha Bhakti Yusua, membentuk posyandu lansia di Panti Werdha Bhakti Yusua agar kesehatan lansia dapat dipantau perkembangannya.References
Biro Pusat Statistik Provinsi Lampung (2006), Lampung dalam Angka. Bandar Lampung.
Chandra (1996), Effect of Vitamin and the Trace Ellements Suplementation on immune Respon and Infection in Elderly Subject, The Lancet.
Departemen Sosial RI (2002), Standardisasi Pelayanan Kesejahteraan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta.
Departemen Sosial RI (2003), Pedoman Pelayanan Harian Usia Lanjut (day Care Service), Jakarta.
Dror, et, al (2002), Dietary Intake Analysis in Institusionalized Elderly: A Focus on Nutrient Density, J Nutr Health Aging.
Herlina (2001), Studi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan Makan dan Status Gizi Lansia di Pedesaan dan Perkotaan, Media Gizi dan Keluarga, Juli, XXV (1): 33-34.
Hoirun Nisa (2004), Faktor Determinan Status Gizi Lansia Penghuni Panti Werdha Pemerintah DKI Jakarta Tahun 2004. Tesis FKM-UI. Jakarta.
Husaini (1998), Keadaan Gizi dan Faktor-faktor Biomedika, Sosiokultural, dan Psikological yang Mempengaruhi Usia Lanjut, Laporan penelitian yang tidak dipublikasikan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI, Bogor.
Istianah (2003), Faktor Risiko Gangguan Status Fungsional Penghuni Panti Werdha di Jakarta, Tesis, Program Studi Epidemiologi FKM UI.
King, et, al (1999), Essentials of Clinical Geriatrics, 2nd eds, Singapore: Mc Graw-Hill Book.
Marcenes, et, al (2003), The Relationship Between Dental Status, Food Selection, Nutrition Intake, Nutritional Status, and Body Mass Index in Older People, Cad Saude Publicavol, 19. No. 3 Rio de Janeiro. June.
Napitupulu (2002), Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Lanjut Usia di Kota Bengkulu Tahun 2001, Tesis, FKM UI.
Owen, et,al (1999), Nutrition for Elderly Adults dalam Nutrition in the Community, 4th edition, Mc Graw-Hill Book.
Richie, et, al (1997), Nutritional Status of Urban Homebound Older Adults. Am J Clin Nutr, 66:815-818.
Shahar, et, al (2000), Food Intake and Habits of Rural Elderly Malays. Asia Pasific J Clin Nutr, 9 (2): 122-129.
Sukesi (2002), Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Lanjut Usia di Sasana tresna Werdha Bhakti Ria Pembangunan Jakarta tahun 2002, Tesis, FKM UI.
White, et, al (2001), Risk Factors and Indicators of Poor Nutritional Status in Older Americans, J Am Diet Assoc, July.
WHO (1995), Physical Status: The Use and Interpretation of Antropometri, WHO Technical Series, Geneva.
WHO (2001), Health and Nutritional Status of the Elderly in the Former Yugoslav Republic of Macedonia, Results of National Household Survey, Nov 1999, European Health.
Wirakusumah (2002), Tetap Bugar di Usia Lanjut, Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta.