Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Myopia pada Anak Usia Sekolah
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkep.v15i1.1384Keywords:
Miopia, Faktor RisikoAbstract
Hingga saat ini diperkirakan sebanyak 1,6miliar penderita miopia dan kemungkinan meningkat hingga 2,5 miliar pada tahun 2020. Miopia banyak ditemukan pada anak-anak sekolah.Data WHO menunjukkan 10% dari 66 juta anak sekolah menderita gangguan refraksi yaitu myopia.Hasil presurvey pada siswa SMPN 2 Tanjungkarang didapatkan data lebih dari 20 siswa mengalami myopia.Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor risiko yang berhubungan dengan miopia pada anak sekolah. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan case control. Sampel diambil dengan teknik purposive, sebanyak 44 responden terdiri dari 22 siswa miopia dan 22 siswa tidak myopia. Hasil penelitian didapat ada hubungan antara faktor risiko keturunan, faktor risiko aktifitas jarak dekat dan faktor risiko aktifitas di luar ruangan dengan kejadian miopia pada anak sekolah dengan p value = 0,018; 0,001 dan 0,048. Tidak ada hubungan antara faktor risiko jenis kelamin dengan kejadian miopia pada anak sekolah dengan p value = 1,000. Hasil penelitian diperoleh nilai odd rasio (OR) untuk masing-masing faktor risiko yaitu faktor jenis kelamin (1,000), faktor keturunan (OR=11,560), faktor aktifitas jarak dekat (OR=11,560) dan faktor aktifitas luar ruangan (OR=0,773). Saran, responden agar untuk faktor risiko yang dapat diubah yaitu membatasi aktifitas jarak dekat, tidak lebih dari 5 jam dalam sehari seperti membaca jarak dekat, bermain smartphone dan menonton televisi, dan lebih meningkatkan jumlah jam untuk aktifitas di luar ruangan seperti kegiatan olah raga.
References
French,A. N.,Ashaby,R. S.,Morgan,I.G.&Rose, K. A.(2013).Time Outdoors and The Prevention ofMyopia.Experimental Eye Research Journal, 1-11.
HuangH.M, Chang, D.S.T. &Wu, P.C. (2015). The Association between near work activities and myopia inchildren- A Systematic Review and Meta-Analysis. Plos One, 1–15
Ilyas, S. (2002).IlmuPenyakitMata. EdisiKe-3.Jakarta: Balai PenerbitFKUI..
KistiantiF.(2008). Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Terjadinya Cacat Mata Miopia pada Mahasiswa. Jurnal Ilmu Keperawatan UGM, 78-84.
Komariah C. &Nanda, W.A.(2014). Hubungan Status Refraksi, dengan Kebiasaan Membaca, Aktivitas di Depan Komputer dan Status Refraksi Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 137–140.
Nurjannah.2018. Skrinning Myopia pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Temanggung.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 134-140.
Ramamurthy,D.,Chua, S.Y.L.&Saw, S.M. (2015). A Review of Environmental Risk Factors for Myopia During Early Life,Childhood and Adolescence. Clinical and Experimental Optometry, 497–506.
Rahimi, B.M., Yanwirasti&Sayuti, K. (2015).Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Insiden Myopia pada Siswa SMA di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 901-907.
Rose K.A,et al. (2008).Myopia,Lifestyle,and Schooling inStudentsofChineseEthnicity in SingaporeAndSydney.Archives ofOphthalmology, 527–530.
Tang,S.M.,Rong,S.S.,Young,A.L.,Tam,P.O.S.,Pang,C.P.,&Chen,L.J. (2014).PAX6 Gene Associated with High Myopia. Optometry andVisionScience, 419–29.
WHO. World Health Organization (WHO). 2011.Visual impairment and blindness.http://www.who.int/mediacentre/factsheet.
Williams, C.Miller,L.L. Gazzard, G. &Saw, S.M.(2008). A Comparison of Measures of Reading and Intelligence as Risk Factors for The Development of Myopia in A UK Cohort of Children. British Journal of Ophthalmology, 1117–1121.
Yu L, Li, Z.K. Gao, J.R.Liu, J.R&Xu, C.T.(2011). Epidemiology, Genetics And Treatments For Myopia. International Journal of Ophthalmology,658–69.
Youngson, R. (1995). Penyakit Mata. Jakarta: ARLAN.