Meningkatkan Kelancaran ASI dengan Metode Pijat Oksitoksin pada Ibu Post Partum
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkep.v15i1.1325Keywords:
Pijat oksitosin, breast care, kelancaran ASIAbstract
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 Cakupan bayi mendapatkan ASI Eksklusif di Indonesia, di Provinsi Lampung dan di Lampung Selatan masih rendah. Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif ini tidak sinergis dengancakupan kunjungannifasLampungSelatansebesar 89% dari target 90% secara nasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat oksitoksinterhadap kelancaran ASI pada ibu post partum. Metode penelitian ini dengan menggunakan desain quasi eksperimen. Penelitian ini membandingkan antara kelompok yang mendapat perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan diberikan intervensi pijat oksitosin & Breastcare, serta kelompok kontrol diberi perlakuan Breast Care. Populasi dalam penelitian ini adalah post partum dengan jumlah sampel 30 responden. Pengumpulan data dengancaradilakukan intervensi dilakukan 2 kali sehari selama 5 hari, dilakukan pengamatan pada hari ke tiga sampai hari kelima. Data diolah dan di analisis dengan uji Anova. Hasil penilaian kelancaran ASI setelah diberi perlakuan adalah sebagai berikut: pijat oksitosin &Breastcare rata-rata kelancaran ASI 12,87, dan kelompok kontrol berupaBreast Carerata-rata kelancaran ASI 11,73. Hasil uji statistik didapat nilai p < 0,005, yang berarti dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata kelancaran ASI antara yang diberikan perlakuan pijat oksitosin &breastcare dengan kelompok yang hanya diberi perlakuan breast care saja.Dari hasil tersebut, disarankan bagi tenaga kesehatan dan bidan dapat mengajarkan dan memberikanstimulasi dengan berbagai macam cara baik secara alamiah dari lingkungan sekitar maupun direkayasa seperti terapi breastcare dan pijat oksitosin untuk kelancaran ASI pada ibu nifas yang sudah terbukti memiliki pengaruh yang cukup baik.
References
Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding thenewborn: Clinical strategies for nurses.St. Louis: Mosby.
Chapman, DJ., and Escamilla RP. (1999). Identification of Risk Factors for Delayed onset of lactation. Journal of American Dietetic Association, 450-454.
Dinkes Provinsi Lampung. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015. Bandar Lampung: Dinkes Provinsi Lampung.
Dinkes Kabupaten Lampung Selatan. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016. Bandar Lampung: Dinkes Kabpupaten Lampung Selatan.
Evariny. (2008). ASI Kisah Menyusui, Http://www. Hypno brithing.Web.id diakses tgl 14 Maret 2019.
Kemenkes RI. (2019). Laporan Riskesdas 2018. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI.
Kent, JC., Prime, DK., Garbin, CP. (2011).Principles for Maintaining or Increasing Breast Milk Production, Journal of Obstertic, Gynecologic and Neonatal Nursinging, 114-121.
Mayasari, TW, dkk. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu Menyusui.Jurnal Keperawatan Stikes Kendal, 24-29.
Roesli. U. (2002).Mengenal ASI Eksklusif,Jakarta: Trubus Agriwidya.
Roesli.U. (2009).Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Pustaka Bunda.
Soetjiningsih.(1997).ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.
Suryani, E& Astuti, KEW.(2010). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu Postpartumdi BPM Wilayah Kabupaten Klaten.Jurnal Ilmu Kesehatan Poltekkes Surakarta,123-128.
Yohmi, E&Roesli.U. (2009).Manajemen Laktasi. Jakarta: IDAI.