Hubungan Kehilangan Gigi Anterior dengan Estetika, Gangguan Bicara dan Status Nutrisi pada Pengunjung Puskesmas di Kota Bandar Lampung

Authors

  • Sri Murwaningsih poltekkes tanjungkarang
  • Sri Wahyuni Jurusan Keperawatan Gigi, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jkep.v15i1.1320

Keywords:

Kehilangan Gigi, Gangguan Estetik, Gangguan Bicara

Abstract

Kehilangan gigi dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengunyah sehingga berubahnya pilihan makanan dan proses pencernaan yang mengakibatkan terjadinya malnutrisi, menimbulkan ketidakpuasan dari segi estetika dan gangguan bicara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kehilangan gigi anterior, usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan status nutrisi, gangguan estetika, dan gangguan.Rancangan penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 30 orang pasien pengunjung yang mengalamikehilangangigi anterior. Data dikumpulkan dengan angket penelitian dan lembar observasi. Analisis menggunakan Univariat, bivariat dan multivariat. Analisa bivariat dengan uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) 5% dan analisa multivariate dengan uji statistik Regresi Logistik. Pada uji regresi tahap terakhir didapatkan variabel yang paling dominan berhubungan adalah umur dengan p- value = 0,03. Dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat dua variable yaitu umur (p-value=0,03) dan jenis kelamin (p-value=0,04) yang berhubungan dengan variabel terikat Gangguan Estetika. Variabel yang paling dominanberhubungandengangangguan estetika adalah variable umur dengan p value = 0,03. Perlu upaya peningkatan promosi kesehatan khususnya dalam hal kebersihan dan perawatan gigi tiruan baik melalui penyuluhan langsung maupun berbagai media kepada masyarakat. Perlu peningkatan layanan perawatan prostodonti dengan biaya terjangkau oleh masyarakat di Puskesmas.

References

Chen S-H. (2007).The Relationship Among Nutrition Self-Efficacy, Health Locus of Control, andNutritional Status in The Taiwanese Elderly. Journal of Clinical Nursing, 15-16.

De Marchi RJ, Hilgert JB, Hugo FN, Padilha DM. (2012).Association Between Number of Teeth, Edentulism and Use of Dentures with Per in South Percentage Body Fat in South Brazilian Community-Dwelling Older People. Gerodontology. 69-76.

Depkes RI. (2006)Glosarium Data &Informasi Kesehatan. Jakarta: Pusdatin Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2014). Laporan Riskesdas 2013. Jakarta: Puslitbangkes Kemenkes RI.

Nurlitasari, DF. (2012). Faktor yang Berperan terhadap Permintaan Gigi Tiruan pada Lansia. Thesis. Universitas Indonesia.

Owen CP. (2000). Fundamental of Removable Partial Dentures. 2nd ed. Tokyo: Juta and Company Ltd.

Persagi. (2009). Kamus Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Wang TF, Chen YY, Liou YM, Chou C. (2014). Investigating Tooth Loss and Associated FactorsAmong Older Taiwanese Adult.Arch Gerontol Geriatric. 446-453.

World Health Organization. (2014).Oral Health Fact Sheet. Switzerland: WHO.

Zarb G, Hobkirk J, Eckert S, Jacob R.(2012). Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients. Meryland: CV Mosby.

Downloads

Published

2019-07-29