Hubungan Kualitas Spesimen Dahak Dengan Gradasi Hasil Pemeriksaan BTA Pada Penderita TB Paru Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2012

Authors

  • SITI AMINAH JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
  • ARI HANDOKO PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
  • MARHAMAH MARHAMAH JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v2i2.438

Keywords:

kualitas spesimen dahak, gradasi BTA, TB Paru

Abstract

Dalam program penanggulangan Tuberkulosis, pemeriksaan dahak berfungsi  untuk  menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.   Dalam pemeriksaan dahak, perlu diperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah memperhatikan dan mencatat kualitas spesimen dahak karena diduga berkaitan dengan jumlah kuman yang mungkin ditemukan dalam pemeriksaan BTA.  Kualitas spesimen dahak yang sering ditemui yaitu : nanah lendir, bercampur darah dan air liur.   Selain itu penting juga untuk mencatat gradasi hasil pemeriksaan secara benar karena berhubungan dengan berat ringannya penyakit dan potensi penularan dari penderita.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas spesimen dahak dilihat dari gradasi hasil pemeriksaan BTA, dan mengetahui hubungan antara kualitas spesimen dahak dengan gradasi hasil pemeriksaan BTA pada penderita TB Paru BTA positif. Penelitian dilakukan secara deskriptif observasional dengan desain cross sectional pada sediaan dahak dari penderita TB Paru BTA positif yang ada di Kabupaten Pringsewu pada triwulan I tahun 2012.  Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap spesimen dahak dengan kualitas nanah lendir, bercampur darah dan air liur diketahui ada perbedaan gradasi hasil pemeriksaan BTAnya, dengan kecenderungan terbesar mendapatkan kuman BTA pada kualitas spesimen dahak nanah lendir.    Hasil analisa juga menunjukkan adanya hubungan antara kualitas spesimen dahak dengan gradasi hasil pemeriksaan BTA.

References

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Tuberkulosis, Pedoman, Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, Jakarta.2006](http://www.klikpdpi.com/kon sensus/tb/tb/html).

Departemen Kesehatan RI, Pedoman

Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI, Jakarta 2008

Departemen Kesehatan RI, Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis Panduan Bagi Petugas Laboratorium, Jakarta. 2007

Halaman 5.

Fujiki, Akiko, Preparasi Sediaan Dahak

BTA yang Baik, The Research Institute of

Tuberculosis, Jepang. 2007, Halaman 7.

Riduwan, Akdon, Rumus dan Data Analisis

Statistika, Alfabeta, Jakarta, 2008.

Utji, Robert; Harun, Hasrul, “ Kuman

Tahan Asam â€, di dalam Staf Pengajar FKUI (Ed), Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta,

Rieder, H.L; at all, The Public Health

Service National Tuberculosis Reference Laboratory and The National Laboratory Network, International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, France,

Anggraini, Dini Siti, STOP Tuberkulosis, Publishing Insan Madani, Jakarta. 2011

Halaman 23-25. Dinas Kesehatan Propinsi

Lampung, Profil Kesehatan Propinsi lampung, Bandarlampung , 2010

Misnadiarly, As. APU, Tuberkulosis dan Mycobacterium Atipik, Dian Rakyat, Jakarta. 2006 Halaman 12-14. Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), TB di Indonesia Peringkat 5 Dunia, Jakarta, Tersedia [20-04-

(http://www.ppti.info/indek.php/comp onent/content/article/46-arsip-ppti/141-tbc-

di-indonesia-peringkat-5-dunia).

Manasika, Rina, Gambaran Kondisi

Sputum Terhadap Hasil Pemeriksaan BTA Positif Di Wilayah kerja Puskesmas Mulya Asri Kecamatan tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Bandar Lampung. 2010.

Published

2017-05-19