Pengaruh Madu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif (Staphylococcus Aureus) Dan Bakteri Gram Negatif (Escherichia Coli)

Authors

  • MISBAHUL HUDA JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v2i2.437

Keywords:

Madu Hutan Musi Rawas, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Zona Hambat

Abstract

Madu bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai zat antibakteri. Kemampuan madu sebagai zat antibakteri tidak terlepas dari kandungan zat aktif yang ada didalamnya. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan aktifitas antibakteri pada madu dipengaruhi oleh hydrogen peroksida, senyawa flavonoid, minyak atsiri dan berbagai senyawa organik lainnya. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Madu Hutan Musi Rawas terhadap pertumbuhan bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus) penyebab infeksi kulit dan Bakteri Gram Negatif (Escherichia coli) penyebab diare. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan metode randomized controlledtrial yaitu melakukan treatment, kemudian efeknya diukur pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh hambatan Madu   Hutan Musi Rawas terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus (Gram Positif) adalah mulai konsentrasi 10% sampai dengan 100% dengan zona hambat 10,6 mm sampai 31,6 mm dan menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (Gram Negatif) mulai konsentrasi 10% sampai dengan 100% dengan zona hambat 16,3 mm sampai 31,6 mm. Konsentrasi 10% madu hutan Musi Rawas pada Escherichia coli memiliki daya hambat lebih besar yaitu 16,3 mm dibandingkan dengan konsentrasi 10%  madu hutan Musi Rawas terhadap Staphylococcus aureus yaitu 10,6 mm. Tetapi, mengalami persamaan pada konsentrasi 70% dengan zona hambat sebesar 31,6 mm dan konsentrasi 100% sebesar 31 mm.

References

Hendri, 2008. Uji Aktivitas Antibacteri Madu Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, http://hendriapt.wordpress.com/2008/11/14/ uji-aktivitas-antibacteri-madu-terhadap- bakteri-staphylococcus-aureus/. Diakses tanggal 30 Desember 2010.

Sulistiyaningsih. 2010. Uji Kepekaan Beberapa Sediaan Antiseptik Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus aureus Resisten Metisilin (MRSA). Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. Jatinangor. Diakses tanggal 14

Maret 2011.

Zein, U., Josia G., Khalid H.S. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri Devisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK USU. Universitas Sumatera Utara.Hal 4-6, 17-21.

Mansjoer A., Kuspuji T., Rakhmi S., Wahyu I., Wiwiek S. 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aescupulapius FKUI. Jakarta. Hal 500-501.

Brooks, G.F, Butel, J.S,Ornston N.L. 1996.

Jawetz, Melnick& Adelberg Microbiology Kedokteran Edisi 20. Alih Bahasa Edi Nugroho dan RF Maulany. EGC. Jakarta. Hal 357-360.

Hendarwanto. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman AM,

Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI ;1996.

-57.

Cutting, K.F and George, N.M. 2007.

Antibakterial honey: in-vitro activity against clinical isolates of MRSA, VRE, and others Multiresistent Gram-negative. Wounds-ISSN;19:231-236.

Puspitasari, I. 2007. Rahasia Sehat Madu.

B first. Yogyakarta. Hal 1-43.

Lela , F.H. 2010. Aktivitas Antibakteri

Berbagai Jenis Madu Terhadap Mikroba

Pembusuk. Fakultas Pertanian. Universitas

Sebelas Maret. Diakses tanggal 30

Desember 2010.

Suranto, A. 2007. Terapi Madu. Penebar

Plus. Jakarta. Hal 21-57.

Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri klinik. Akademi Analis Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Yogyakarta.

Setiabudi, R. 2009. Farmakologi dan

Terapi. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Zulhawa D.J. 2010. Daya Hambat Madu

Sumbawa Terhadap Pertumbuhan Kuman Staphylococcus aureus Isolat Infeksi Luka Operasi Rs Islam Amal Sehat Sragen. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Diakses tanggal 24 Juni

Molan P.C. 1992. The Antibacterial activity of honey. Bee World; 73:5-28.

Jawetz, Melnick and Adelberg. 2007.

Mikrobiologi Kedokteran. Dialih bahasakan oleh Huriawati Hartanto. EGC. Jakarta. Hal 225-226.

Published

2017-05-19