Perbedaan Kadar SGOT, SGPT, Ureum, dan Kreatinin Pada Penderita TB Paru Setelah Enam Bulan Pengobatan

Authors

  • SITI AMINAH JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v2i2.432

Keywords:

Penderita TB Paru, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan dunia. WHO 2010 melaporkan Indonesia di peringkat kelima dengan jumlah terbesar insiden TB di dunia. Tahun 2011 Kota Bandar Lampung memiliki 1314 kasus TB . Pengobatan TB diberikan paket OAT-KDT. Penggunaan OAT dalam jangka panjang   mempunyai risiko   hepatotoksisitas ditandai dengan peningkatan enzim transaminase dan gangguan fungsi ginjal. Mengetahui distribusi frekuensi dan perbedaan kadar SGOT, SGPT, Ureum dan Kreatinin pada penderita TB Paru setelah 6 bulan pengobatan .Jenis penelitian eksperimen   rancangan One Group Pretest- Posttest. Variabel bebas Penderita TB Paru yang menjalani pengobatan 6 bulan dan variabel terikat SGOT, SGPT, Ureum dan Kreatinin, dilakukan pada September 2012- Juni 2013, jumlah sampel 75 orang. Diperoleh hasil jumlah penderita  yang mengalami peningkatan  kadar setelah 6 bulan pengobatan pada SGOT  56,0%, SGPT 49,3%, Ureum 54,6% dan Kreatinin 40,0%. Pada uji statistik didapatkan  P value SGOT(0,049), SGPT (0,159), Ureum (0,005) dan Kreatinin (0,133) dapat   disimpulkan,   ada perbedaan kadar SGOT dan Ureum, tetapi  tidak tidak ada  perbedaan kadar  SGPT  dan  Kreatinin pada  penderita TB  Paru  setelah enam bulan pengobatan. Sebagian besar kadar meningkat  namun    dalam batas normal sehingga penggunaan OAT-KDT yang direkomendasikan oleh pemerintah masih aman untuk digunakan sesuai aturan dan diawasi oleh petugas kesehatan

References

Departemen Kesehatan Republik IndonesiaPedoman Nasional Penangglangan Tuberkulosis, Departemen Kesehatan RI, Jakarta , 2010

Istiantoro, Yati H; Setiabudy ,Rianto , Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Jakarta. 2007 Halaman 617-619.

Wilson, Lorraine M, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol2, Edisi 6. EGC, Jakarta. 2006 Halaman 867-875

Amirudin, Rifai, , Ilmu Penyakit DalamJilid I Edisi IV, Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI,Jakarta. 2007 Halaman 415-418.

Widmann, Frances K, Tinjauan Klinis atas Hasil pemeriksaaan Laboratorium. Edisi 9 EGC, Jakarta. , 1992 Halaman 254-257.

Guyton, Arthur C, , Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC. Jakarta. 398,1997

Notoatmodjo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 2010

Djojodibroto, R Darmanto ,Respirologi (Respiratory Medicine). EGC. Jakarta. 2009 51 Halaman.

Published

2017-05-19