PENGARUH KENAIKAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN BBLR
DOI:
https://doi.org/10.26630/jkm.v6i1.715Keywords:
BBLR, Kenaikan Berat Badan Selama KehamilanAbstract
ABSTRAK. Penyebab utama tingginya angka kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR, antara lain faktor ibu meliputi faktor obstetrik dan faktor nutrisi, faktor kehamilan, faktor janin, dan faktor lingkungan sosial ekonomi dan budaya. Prevalensi BBLR RSUD Pringsewu mengalami peningkatan dalam 4 tahun terakhir, dan masih berada diatas prevalensi propinsi lampung, yaitu sebesar 14%. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kenaikan berat badan selama kehamilan terhadap kejadian BBLR setelah mengontrol variabel tinggi badan, LILA, IMT, usia, paritas, spasing, riwayat kehamilan dan persalinan, usia kehamilan, komplikasi kehamilan, gemelli, KPD, cacat bawaan, kualitas ANC dan tingkat pendidikan. Rancangan penelitian case control dilakukan di RSUD Pringsewu dengan populasi kasus ibu yang melahirkan BBLR di RSUD Pringsewu pada Januari sampai Oktober 2012, dan populasi kontrol adalah Ibu yang melahirkan bayi tidak BBLR di wilayah kecamatan Pringsewu pada Oktober 2012. Sampel berjumlah 200 ibu terdiri dari 100 kasus dan 100 kontrol.Hasil penelitian diketahui Sebagian besar responden memiliki kenaikan berat badan selama kehamilan sesuai (62,5%), tinggi badan ibu tidak berisiko (68%), LILA normal (65,5%), IMT normal (66%), usia ibu tidak berisiko (74%), paritas tidak berisiko (84,5%), spasing tidak berisiko (93%), riwayat obstetrik baik (86,5%), usia kehamilan aterm (67,5%), tidak ada komplikasi (81,5%), tidak gemelli (92,5%), tidak KPD (81,5%), Tidak ada cacat bawaan (97%), dan kualitas ANC berkualitas (62%), serta tingkat pendidikan ibu tinggi (55%). Ada pengaruh kenaikan berat badan selama kehamilan (p value 0,000), tinggi badan (p value 0,000), LILA (p value 0,000), IMT (p value 0,000), spasing (p value 0,013), usia kehamilan (p value 0,000), komplikasi kehamilan (p value 0,000), gemelli (p value 0,007), cacat bawaan (p value 0,029), kualitas ANC (p value 0,000) dan tingkat pendidikan (p value 0,003) terhadap kejadian BBLR di RSUD Pringsewu Lampung tahun 2012. Tidak ada pengaruh usia ibu (p value 0,076), paritas (p value 0,118), riwayat obstetrik (p value 0,679), dan KPD (p value 0,275) terhadap kejadian BBLR di RSUD Pringsewu Lampung tahun 2012. Ada pengaruh kenaikan berat badan selama kehamilan terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan kenaikan berat badan selama kehamilan tidak sesuai berisiko melahirkan bayi BBLR 10,587 kali dibanding ibu dengan kenaikan berat badan selama kehamilan sesuai setelah mengontrol variabel kualitas ANC, interaksi kualitas ANC dengan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan, spasing, interaksi LILA dengan tinggi badan, tinggi badan, LILA, interaksi gemelli dengan komplikasi kehamilan, dan usia kehamilan. Ada pengaruh kenaikan berat badan selama kehamilan terhadap kejadian BBLR setelah mengontrol variabel kualitas ANC, interaksi kualitas ANC dengan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan, spasing, interaksi LILA dengan tinggi badan, tinggi badan, LILA, interaksi gemelli dengan komplikasi kehamilan, dan usia kehamilan. Perlu dilakukan upaya peningkatan status gizi ibu hamil dengan membentuk kelompok ibu hamil berisi pelatihan tentang cara berinovasi dan berkreasi membuat makanan tambahan berbasis pangan lokal oleh pihak Dinas kesehatanPringsewu dan seluruh provider kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu pada saat perencanaan kehamilan dan saat hamil, dan meningkatkan kualitas ANC pada semua ibu terutama ibu yang berisiko mengalami BBLR.Downloads
Published
2017-12-20
Issue
Section
Artikel
License
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.