Pengaruh Kebiasaan Minum Teh terhadap Kadar Hemoglobin pada Calon Pendonor

Authors

  • Relita Pebrina STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.26630/jkm.v13i2.2395

Keywords:

Teh, Kadar Hemoglobin, Calon Pendonor

Abstract

Background: Blood donation is a process when people have their blood drawn and must fulfill the donation criteria, includes having minimum Hemoglobin levels of 12 g/dL. Low levels of hemoglobin often make unsuccessful blood donation selection for a blood donor. The levels of hemoglobin could be affected by some factors, such as tea-drinking habits from blood donors due to tannin content in the tea can inhibit the iron absorption to the body. Purpose: The objective of this study was to find the effect of tea-drinking habits among inhabitants of Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo as a prospective blood donor.

Methods: This research was conducted by cross-sectional design to discover the effect of tea-drinking habits on hemoglobin levels. As many as 46 respondents had observed this research with the inclusion criteria, such as tea-drinking habit, productive age (17-45 years old), body weight (45-65 kgs), while the exclusion criteria including older adults, menstruation and pregnant women.

Results: Based on a simple linear regression test, the result showed that there was an effect of tea-drinking habit on hemoglobin levels among prospective donors in Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo with the significance value of 0,000 < 0,0005. Conclusion: The tea-drinking habit among inhabitants of Dusun Kopeng affected hemoglobin levels and also impacted the low levels of hemoglobin, which can lead to unsuccessful donor criteria. People could improve the levels of hemoglobin by consuming foods with balanced nutrition, resting well, exchanging the tea-drinking habits with adequate water consumption.

Latar Belakang: Donor darah merupakan proses pengambilan darah dari seseorang yang disebut dengan pendonor yang telah memenuhi kriteria donor, salah satu dari kriteria donor yaitu memiliki kadar hemoglobin minimal 12 g/dL. Calon pendonor seringkali gagal dalam seleksi donor disebabkan karena kadar hemoglobin yang rendah. Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah kebiasaan konsumsi teh karena dalam teh terkandung senyawa tannin yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan minum teh pada masyarakat di Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo terhadap Kadar Hemoglobin masysarakat yang merupakan calon pendonor.

Metode: Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional untuk mencari pengaruh kebiasaan minum teh terhadap kadar hemoglobin. Responden dalam penelitian sebanyak 46 orang dengan kriteria inklusi adalah warga yang memiliki kebiasaan minum teh, dalam usia produktif (17-45 tahun), berat badan 45-65 kg sedangkan untuk kriteria eksklusi yaitu warga yang sedang menstruasi, hamil, dan usia lanjut.

Hasil: Berdasarkan hasil uji regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kebiasaan minum teh terhadap kadar hemoglobin calon pendonor di Dusun Kopeng, Desa Kepuharjo dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,005. Simpulan: Kebiasaan minum teh pada warga Dusun Kopeng berpengaruh terhadap kadar hemoglobin yang berdampak pada rendahnya kadar hemoglobin, sehingga tidak memenuhi kriteria pendonor. Kadar hemoglobin dapat ditingkatkan dengan mengurangi konsumsi kebiasaan konsumsi teh dengan mengganti teh dengan air putih.

References

Besral, M. L., & Sahar, J. (2007). Pengaruh minum teh terhadap kejadian anemia pada usila di kota Bandung. Makara Kesehatan, 11(1), 38–43.

Fadlilah, S. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Mahasiswa Keperawatan Angkatan 2013 Universitas Respati Yogyakarta. Indonesian Journal On Medical Science, 5(2), 168.

Fan, F. S. (2016). Iron deficiency anemia due to excessive green tea drinking. Clinical Case Reports, 4(11), 1053–1056. https://doi.org/10.1002/ccr3.707

Hallberg, L., & Hulthén, L. (2000). Prediction of dietary iron absorption: An algorithm for calculating absorption and bioavailability of dietary iron. American Journal of Clinical Nutrition, 71(5), 1147–1160.

Permenkes RI No 91. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah

Lestari, P. M., & Prameswari, G. N. (2017). Faktor Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3), 84–94.

Mariani, D. Y., & Rejamardika, Y. N. (2013). Analisis Deskriptif Tentang Gaya Hidup Minum Teh Masyarakat Surabaya di Hare and Hatter Cabang Surabaya Town Square. Hospitally dan manajemen jasa, 1, 450–457.

Pebrina, R., Nafilata, I., Sunartono, S., & Aselina, F. (2019). The Relationship Of Drinking Tea Behavior With Levels Of Hemoglobin in STIKes Guna Bangsa Yogyakarta Students. Journal of Health, 6(2), 126–131. https://doi.org/10.30590/vol6-no2-p126-131

Pemerintah Kabupaten Sleman. (2016). Laporan kinerja instansi pemerintah kabupaten sleman - 2016.

Permenkes RI No 83. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit, dan Jejaring.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2018). Infodatin Pelayanan Darah Di Indonesia (hal. 156).

Royani, I., Irwan, A. A., & Arifin, A. (2019). Pengaruh Mengkonsumsi Teh Setelah Makan terhadap Kejadian Anemia Defisiensi Besi pada Remaja Putri. UMI Medical Journal, 2(2), 20–25. https://doi.org/10.33096/umj.v2i2.22

Sachdev, N. A., & Jothipriya, M. (2017). Effect of Green Tea on Haemoglobin. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences, 16(05), 116–118. https://doi.org/10.9790/0853-160501116118

World Health Organization. (2005). Worldwide prevalence of anaemia: WHO Global Database on Anaemia. WHO Global Database on Anaemia, 1–51. https://doi.org/10.1017/S1368980008002401

Yudi Septiawan, E. S. (2015). Hubungan Kebiasaan Minum Teh Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Ii Di Puskesmas Kotabumi Ii Kabupaten Lampung Utara. Jurnal Kesehatan, VI, 117–122.

Downloads

Published

2021-05-11