SINDROM ANTIFOSFOLIPID PADA KEGUGURAN BERULANG

Authors

  • Prasetyowati Prasetyowati
  • Sadiman Sadiman

DOI:

https://doi.org/10.26630/jkm.v8i1.169

Keywords:

Antifosfolipid

Abstract

Abortus berulang (recurrent abortion) adalah abortus yang terjadi 3 kali secara berturut-turut dengan angka kejadian 0,4 -1%. Di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo bahkan mencatat ada sekitar 169 kasus semacam itu selama Agustus 2000 - Juni 2001. Penyebab terbesar kegagalan kehamilan berulang adalah gangguan prokoagulasi darah, paling tinggi insidensinya adalah oleh sindrom antibodi antifosfolipid atau sindrom antifosfolipid sebesar 67 %, sticky platelet syndrome sebesar 21 %, defisiensi activator plasminogen sebesar 9 % dan penyebab yang lainnya masing-masing di bawah 7%.   Sindrom antifosfolipid dalam bidang obstretri pada saat ini belum ditemukan gambaran histopatologik spesifik pada embrio atau janin yang mengalami kematian akibat antibodi antifosfolipid. Perubahan plasenta pada penderita sindrom antibodi antifosfolipid tersebut akan mengakibatkan insufisiensi plasenta, diikuti dengan keadaan hipoksia yang akan menyebabkan kematian janin. Sampai saat ini belum ditemukan penyebab antibodi antikardiolipin yang pasti, Virus dan bakteri yang dituding sebagai penyebab baru dugaan saja.  Orang yang mengalami antibodi antikardiolipin cepat merasa lelah dan pusing. Antibodi merupakan kumpulan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh dianggap benda asing oleh tubuh. Minum pengencer darah, mengingat kehamilan antibodi antikardiolipin termasuk kelompok kehamilan resiko tinggi dan sebaiknya ibu hamil menjaga kehamilannya dengan ektra hati-hati. Perlunya konseling prakonsepsi, yang idealnya seorang wanita dengan sindrom antifosfolipid harus mendapatkan bimbingan dan pemeriksaan sebelum kehamilannya secara jelas. pada trimester pertama dan kedua.  Pengobatan dengan cara penekanan aktivitas antibodi antifosfolipid dengan prednison, pencegahan trombosis dengan heparin, dan aspirin  untuk memperbaiki  sirkulasi plasenta/mengatasi efek trombosan.

References

Widjanarko, Bambang, 2009, Abortus, http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/abortus.html

Ferianto, Ahmad, 2011, Aspek Klinis Sindroma Antifosfolipid Pada Kehamilan,(http://tfkmed.blogspot.com)

Kompas, 2001, Waspadai Bila Terjadi Keguguran Berulang

Sumapraja, Kanadi, 2010, PenyebabKeguguran Berulang (http://www. parentsindonesia.com)

Riswanto, 2010, Antibodi Antikardiolipin(ACA),(http://labkesehatan.blogspot.com )

Leveno, J. Kenneth, dkk., 2009, Obstetri Williams Edisi 21, Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta

Tambunan KL, 2000, Antiphospholipid Syndrome. Makalah lengkap symposium pada KOGI X, Bali

Wantania, 2010, Frans, 2014, Deteksi Dini Sindroma Darah Kental, http:// manadopostonline.com

Munthe, Sindroma Antifosfolipid (SAF) Dalam Kehamilan, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK-USU/RSHAM-RSPM

http://testaca.blogspot.com/2012/aca- test-anti-cardiolipin-antibody

Published

2016-08-28