Perbandingan pH Dan Daya Sebar Krim Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus (L). Merr)

Authors

  • Indra Gunawan Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v7i1.918

Keywords:

pH, Daya Sebar, Krim, Ekstrak Kulit Nanas

Abstract

Penyakit kulit akibat jamur merupakan insiden nomor tiga dari seluruh kasus penyakit kulit di Indonesia setelah penyakit infeksi dan alergi. Penelitian ekstrak kulit nanas (Ananas comosus (L) Merr.) terbukti  mempunyai daya hambat tehadap pertumbuhan jamur Trichophyton rubrum dengan rata-rata diameter zona hambat 24,6 mm. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan krim ekstrak kulit nanas (Ananas comosus (L) Merr.) dengan konsentrasi nanas biasa 10% (F1), 12% (F2), nanas madu 10% (F3), 12% (F4) serta kontrol negatif (F0) yang memenuhi persyaratan sediaan krim. Pembuatan krim esktrak kulit nanas menggunakan fase minyak dalam air. Bahan yang digunakan dalam formulasi; asam stearat, cera alba, vaselin album, triethanolamine, propilen glikol, dan aquades. Uji daya sebar dilakukan untuk melihat diameter penyebaran krim dan uji pH krim dilakukan menggunakan pembanding pH kulit manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim ekstrak kulit nanas biasa dan nanas madu (Ananas comosus (L) Merr.) berwarna coklat muda, berbau khas, dan memiliki tekstur setengah padat cenderung padat. pH krim yang memenuhi persyaratan  adalah F2, F3, dan F4. Hasil pengolahan Several Independent Test menggunakan uji Kruskal-Wallis H terhadap pH dan daya sebar (F0, F1, F2, F3,dan F4) didapatkan hasil nilai Sig < α (nilai α= 0,05) yang berarti nilai nya berbeda secara signifikan.

References

Anief, Moh., 2010. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press: Yogyakarta

Damogalad, V., Edy H.J., Supriati, H.S., 2013. Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) dan Uji in Vitro Nilai Sun Protecting Factor (SPF), Jurnal Ilmiah Farmasi, Mei, Vol. 2, No. 2 hal 42.

Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Gandahusada, S., Lahude H.D., Pribadi W. 2006. Parasitologi Kedokteran Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Geissman, T.A,, 1962, The Chemistry Of Flavonoid Counpound,.Oxford: Pergamon Press.

Kalaisevi, M., Gomanthi D., dan Uma, C., 2012, Occurence of Bioactive Compounds in Ananus comosus L : A Standardization by HPTLC. Asian Pacific Journalof Tropical Biomedicine, page 1342-1346.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nuraini, D.N., 2011. Aneka Manfaat Kulit Buah dan Sayuran. Yogyakarta: Andi Offset.

Setiawan, M.H., 2013. Isolasi dan Uji Daya Antimikroba Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus (L) Merr.), Skripsi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, hal 31.

Siregar, 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.

Siswoyo, P., 2009. Tumbuhan Berkhasiat Obat. Yogyakarta: Absolut.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Tranggono, R. I., Latifah, F., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widodo, H., 2013. Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker. Yogyakarta: D-Medika

Downloads

Published

2018-07-30