Profil Pelayanan Informasi Obat Terhadap Pasien Dengan Resep Antibiotika di Apotek Kota Bandar Lampung

Authors

  • Yulyuswarni Yulyuswarni Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v6i1.794

Keywords:

PIO, Antibiotika, komunikasi

Abstract

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada pharmaceutical care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.Pelayanan kefarmasian dinilai banyak pengamat masih dibawah standar.Intensitas penggunaan antibiotika yang relative tinggi dan tidak diikuti dengan pemberian informasi obat yang cukup, memicu terjadinya resistensi antibiotika. Penelitian ini  bertujuanuntuk mengetahui profil pemberian informasi obat terhadap pasien dengan resep antibiotika pada 30apotek di Kota Bandar Lampung,meliputijenis tenaga kefarmasian yang memberikan informasi obat, teknik komunikasi verbal dan non verbal serta komponen informasi obat yang diberikan kepada pasien. Penelitian dilakukan dengan metode survey deskriptif.Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasif menggunakan ceklist dan metoda sampling simple random sampling.Data kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% informasi obat diberikan oleh tenaga kefarmasian non Apoteker. Teknik komunikasi verbal tenaga kefarmasian yang memberikan informasi obat terhadap pasien dengan resep antibiotika 73,3% dinilai tidak baik dan pertanyaan terbuka yang digunakan dalam rangka penggalian informasi hanya sebatas “untuk siapa obat diberikan†sedangkan 73,3% teknik komunikasi non verbal dinilai baik. Komponen informasi obat yang diberikan kepada pasien dengan resep antibiotika hanya 3 komponen yaitu nama obat, dosis, indikasi/cara pakai

References

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2007, Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan, Jakarta. 2008, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (SK No. 1027/Menkes/SK/X/2004), Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Kefarmasian, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.2406/Menkes/Per/XII/2011,[online].Tersedia (http://www.binfar.depkes.go.id/dat/Permenkes_Antibiotik.pdf), [25 Agustus 2013]

Kementerian Kesehatan RI, 2009, Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Kefarmasian, Jakarta

Kompasiana, Obat ini Paling Banyak Diresepkan, [Online] Tersedia (http://health.kompas.com/read/2011/04/21/1039593/10.Obat.Ini.Paling.Banyak.Diresepkan, [20 Oktober 2013]

Sukorini Anila Impian, Azza Faturrahman dan Hanni PP, 2009, Teknik Berkomunikasi Farmasis Dalam Melakukan Pelayanan Informasi Obat Kepada Klien Apotek, Kongres Ilmiah ISFI XVII, Jakarta

Published

2018-03-05