Hubungan Tingkat Keparahan Demam Berdarah dengan Kadar Hemoglobin, Hematokrit, Dan Trombosit di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung

Authors

  • Maria Tuntun Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
  • Anisa Ayunani Program Studi D III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v6i2.787

Keywords:

demam berdarah, hemoglobin, hematokrit, trombosit

Abstract

Kota Bandar Lampung merupakan salah satu  daerah endemis demam berdarah, pada tahun 2012 didapatkan penderita sebanyak 1.111 orang dan yang meninggal 11 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan demam berdarah dengan  hemoglobin, hematokrit, dan trombosit di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Data dikumpulkan dari medical record pasien demam berdarah yang memenuhi kriteria, yaitu sebanyak 85 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah  pasien demam berdarah pada derajat I (70,59%), derajat II (29,41%) dan tidak ada penderita pada derajat III dan IV. Berdasarkan umur pada derajat I didapatkan terbanyak pada umur balita (31,7%), sedang pada derajat II terbanyak pada umur dewasa (52,00%). Pasien laki-laki  (61,7%) paling banyak pada derajat I, dan pada derajat II paling banyak perempuan (56,00%). Rata-rata kadar hemoglobin pada derajat I (12,3) dan derajat II (13,2), hematokrit pada derajat I (44,78), pada derajat II (47,64), jumlah trombosit pada derajat I (130.000), pada derajat II (84.480). Didapatkan hubungan yang bermakna dan korelasi yang lemah antara derajat keparahan dengan kadar hemoglobin (p = 0,006; r = 0,297) dan kadar hematokrit (p = 0,035; r = 0,229). Hubungan derajat keparahan dengan jumlah trombosit bermakna (p = 0,000; r = -0,732), dan mempunyai korelasi yang kuat dengan arah negatif.

References

Widoyono. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.178 halaman.

Centers for Disease Control and Prevention. Epidemiology of Dengue. U.S Department of Health & Human Services: 2014.

Departemen Kesehatan RI, 2012, Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012. Lampung. 306 halaman.

A, Sukohar. 2014. Demam Berdarah Dengue. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Lampung. Februari 2014.

Dinas Kesehatan Lampung, 2013, DBD di Lampung Capai 4.113 Kasus. Senin 2 Desember 2013.

WHO SEARO. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue hemorrhagic fever. Geneva: World Health Organization; 2011.

Soedarto. 2010. Virologi Klinik Membahas Penyakit-Penyakit Virus Termasuk AIDS, Flu Burung, Flu Babai,dan Sars. Jakarta: Sagung Seto.234 halaman

Zulkoni, Akhsin. 2010. Parasitologi. Yogyakarta: Medika Muha. 228 halaman.

Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi Kelima. Jakarta: Internal Publishing. 1134 halaman.

Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Medika Aesculapius. FKUI. 611 halaman.

Sofiyanto, Hufron. 2010. Mengenal Bahaya Demam Berdarah. Bogor: Horizon. 58 halaman.

Chandra, Arya. 2010. Demam berdarah dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Resiko Penularan. Fakultas kedokteran UNDIP. Semarang.

Hartoyo E. Spektrum klinis demam berdarah dengue pada anak. Sari Pediatri 2008;10:145-50.

Rasyada, Amrina, dkk. 2014. Hubungan Nilai Hematokrit Terhadap Jumlah Trombosit Pada Penderita Demam Berdarah Dengue. Fakultas Kedokteran UNAND. Padang.

Syumarta Y, Hanif AM, Rustam E. Hubungan jumlah trombosit, hematokrit dan hemoglobin dengan derajat klinik demam berdarah dengue pada pasien dewasa di RSUP. M. Djamil Padang. Kesehatan Andalas 2014;3:492-8.

Valentino B. Hubungan antara hasil pemeriksaan darah lengkap dengan derajat klinik infeksi dengue pada pasien dewasa Di RSUP Dr. Kariadi

Semarang [KTI strata 1]. Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP; 2012.

A Rena, Ni Made, Susila Utama, Tuti Parwati M. Kelainan hematologi pada demam berdarah dengue. FK Unud RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Penyakit Dalam, Volume 10 Nomor 3. 2009.

Tanjung AH, Nurnaningsih, Laksono IS. Jumlah leukosit, neutrofil, limfosit, dan monosit sebagai prediktor infeksi dengue pada anak dengan gizi baik di fasilitas kesehatan dengan sumber daya terbatas. Sari Pediatri 2015;17:175-9.

Avrina DR, Hasanah DS, Sulistiowati DE. Karakteristik penderita demam berdarah dengue (DBD) di lima RSUD Jakarta, tahun 2010. pusat teknologi terapan kesehatan dan epidemiologik klinik, badan Litbang kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2011.

Rosdiana, William S. Tjeng, ulistiawati Sudarso. 2015. hubungan antara hasil pemeriksaan leukosit, trombosit dan hematokrit dengan derajat klinik dbd pada pasien anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Sari Pediatri, Vol. 19, No. 1, Juni 2017

Widyanti NN. Hubungan jumlah hematokrit dan trombosit dengan tingkat keparahan pasien demam berdarah dengue di rumah sakit Sanglah tahun 2013-2014. E-Jurnal Medika 2016;51-6.

Elindra F, Achmad S, Tejasari M. Hubungan kadar trombosit dan hematokrit dengan derajat penyakit demam berdarah dengue pada pasien dewasa. Bandung: Prosiding Penelitian Sivitas Akademik UNISBA (Kesehatan) 2014:492-98. Diakses tanggal 18-7-2017. Didapat dari: http://karyailmiah.unisba.ac.id /index.php/dokter/article/view/1046.

Fitriastri NH, Nilapsari R, Kusmiati M. Hubungan trombositopenia dengan manifestasi klinis perdarahan pada pasien demam berdarah dengue anak. Bandung: Prosiding Pendidikan Dokter 2014:10-16. Diakses tanggal 18-7-2017. Didapat dari: ttp://karyailmiah.unisba.ac.id/ index.php/dokter/article/view/1046.

Downloads

Published

2018-03-05