Perbandingan Efektifitas Dan Daya Larvasida Infusa Daun Sirih (Piper betle L.) dan Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti

Authors

  • ANI HARTATI JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v4i1.418

Keywords:

Infusa, daun sirih, daun sirsak, Aedes aegypti

Abstract

Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengan menggunakan insektisida sintesis mempunyai kekurangan, salah satunya adalah insektisida tersebut sukar didegradasi oleh alam. Untuk itu diusahakan pencarian insektisida alami yang berasal dari tanaman. Tanaman sirih dan sirsak merupakan dua tanaman yang berasal dari famili yang potensial sebagai insektida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui LC90 dari infusa daun sirih dan infusa daun sirsak, dan mengetahui efektivitas dari kedua infusa dibandingkan dengan temefos (Abate®) sebagai insektisida sintesis yang banyak digunakan sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. Digunakan lima konsentrasi infusa masing-masing daun yang dibuat, yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%, dengan kontrol negatif adalah akuades dan kontrol positifnya adalah temefos 1 ppm. Kematian larva dicatat tiap jam selama 6 jam, dan jam ke-12. Percobaan dilakukan tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun sirih dan infusa daun sirsak keduanya mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin. LC90 pada 6 jam dari infusa daun sirih adalah 6,18% sedangkan daun sirsak 9,59%. Keduanya kurang efektif dibandingkan dengan temefos. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara infusa daun sirih dibandingkan daun sirsak meskipun LC90 berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang daya larvasida pada stadium larva yang berbeda dan kandungan kimia dari kedua daun yang bersifat insektisida.

References

Agnesa, A, 2011. Makalah Pengendalian Vektor Aedes aegypti, http://id.shvoong. Com/medicine-and-health/epidemiology- public-health/2066459-nyamuk-aedes- aegypti/#ixzzlg587rta, diakses pada 17 Maret 2014

Dewi, EA, 2013.Pengaruh Konsentrasi Perasan Daun Sirih (Piper betle L) terhadap Pertumbuhan Larva Aedes aegypti), http://apps.um-surabaya- ac.id/digilib/gdl.php? diakses tanggal 19 Maret 2014

Fahmi, M., 2006. Perbandingan Efektivitas Abate dengan Ekstrak daun Sirih dalam Menghambat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti. www.eprints.undip.ac.id/21271/1/Fahmi. pdf.Tanggal akses 18 Maret 2014.

Gandahusada,S, Harry, D Liahude, Wira, R, 2001.Parasitologi Kedokteran, FKUI, Pioner Jaya Bandung

Harfriani, H,. 2012. Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Sirsak dalam Membunuh Jentik nyamuk. www.http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2813. Tanggal Akses 17 Maret 2014.

Handayani, dkk. 2013. Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.)sebagai Bioinsektisida terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti. www.repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5819,tanggal update 15 Agustus 2013

Kardinan, Agus, 2003. TanamanPengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: Agro Media Pustaka

Nugroho, Arif Dwi, 2013. Perbedaan Jumlah Kematian Larva Aedes aegypti setelah Pemberian Abate Dibandingkan dengan Pemberian Serbuk Serai (Andropogon nardus), Skripsi

Rupprecht JK, Hui YH, McLaughlin JL, 1990. Annonaceous Acetogenins : A Review. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

Tanggal akses 10 Maret 2014.

Steel, RGD, danTorrie, JH, 1980.Principles and Procedure of Statistics, A Biometrical Approach, edisi ke-2, Mc. Graw-Hill Inc., USA

Sundari, S, K Tri Wulandari, 2005. Efikasi Fase Air Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa, L.) sebagai Larvasida terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kedokteran YARSI 13 (1). Yogyakarta

WHO, 1997. Dengue haemorrhagic fever: diagnosis, treatment, prevention and control. 2nd edition.Geneva: World Health Organization

Published

2017-05-18