Gambaran Jamur Aspergillus flavus pada Bumbu Pecel instan dalam Kemasan Tanpa merek yang dijual di Pasar Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Authors

  • Faria Resmita Agnis Program Studi Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
  • Sri Wantini ²Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v4i2.294

Keywords:

Bumbu pecel instan dan Aspergillus flavus

Abstract

Aspergillus flavus adalah jamur berbentuk benang dan sporanya selalu ada di udara. Jamur ini umumnya mengkontaminasi berbagai jenis bahan makanan yang mengalami penyimpanan. Selain dapat menyebabkan kerusakan pada bahan pangan, Aspergillus flavus juga memproduksi senyawa metabolik bersifat racun yang disebut aflatoksin. Aflatoksin dapat mengakibatkan kerusakan hati. Apabila aflatoksin dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit tetapi kontinyu dapat menyebabkan kanker hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya jamur Aspergillus flavus pada bumbu pecel instan dalam kemasan tanpa merek dan persentase bumbu pecel instan dalam kemasan tanpa merek  yang tercemar jamur Aspergillus flavus dijual di Pasar Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Bidang kajian penelitian ini adalah Mikologi yang bersifat deskriptif. Sampel diambil dari semua pedagang yang menjual bumbu pecel instan tanpa merek yang dijual di Pasar Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang diketahui berjumlah 9 pedagang. Penelitian dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. Identifikasi dilakukan dengan dua metode pemeriksaan, yaitu makroskopis dan mikroskopis. Analisis data yang dilakukan dengan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa 3 dari 9 bumbu pecel positif tercemar jamur Aspergillus flavus dengan persentase  33,33 %.

References

Aspergillus fumigatus. Tersedia http://fungi.myspecies.info/all-fungi/Aspergillus-fumigatus [23 Desember 2014]

Astawan, Made. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar Swadaya: Depok. 172 halaman.

Buckle. K.A dkk. 2009. Ilmu Pangan. UI Press: Jakarta. 364 halaman.

Gandahusada, Srisari. dkk. 2003.Parasitologi Kedokteran. Edisi Keempat. FKUI: Jakarta

Gandjar, Indrawati. dkk. 2006. Mikologi Dasar Dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta. 237 halaman.

Imdad, Heri Purwanto. 1999. Menyimpan Bahan Pangan. PT Penebar Swadaya: Depok.148 halaman.

Irianto, Koes. 2013. Parasitologi Medis (Medical Parasitology). ALFABETA: Bandung. 552 halaman

Jawetz, Melnick, and Alberg. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran. 862 halaman.

Jawetz, Melnick, and Alberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology). Penerbit Salemba Medika. Jakarta

Makfoeld, Djarir. 1993. Mikotoksin Pangan. Penebar Swadaya: Jakarta. 211 halaman.

Olds, R.J. 1975. A Colour atlas of Microbiology. 1990. Academic Press Limited. London

Pelczar. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang. 443 halaman.

Pratiwi, Sylvia. 2012. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga: Jakarta. 220 halaman.

Rukmana, Rahmat. 2003. Kacang Tanah. Kanisius: Yogyakarta. 26 halaman.

Syarief, Rizal. dkk. 2003. Mikotoksin Bahan Pangan. IPB PRESS. 390 halaman.

Tim Bakteriologi. 2014. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Balai Veteriner Lampung. Kementerian Pertanian

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan. Tersedia: http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/lt4c2dfabd53e2b/node/420 [23 Desember 2014]

Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Tersedia: http://www.fkep.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/UU-No.36-Thn-2009-ttg-0Kesehatan.pdf [ 23Desember 2014]

Wikipedia, Masakan Indonesia. Tersedia http://id.m.wikipedia.org/wiki/Masakan_ Indonesia [23 Desember 2014]

Published

2017-01-25