Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pengecatan Giemsa Pada Pemeriksaan Mikroskopik Malaria

Authors

  • Sri Wantini Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
  • Misbahul Huda Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v10i1.2715

Keywords:

Pemeriksaan Mikroskopik Malaria, Pengecatan Giemsa

Abstract

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian. Pengecatan giemsa merupakan teknik pengecatan yang paling bagus dan sering digunakan untuk mengidentifikasi parasit yang ada di dalam darah. Variasi konsentrasi dan lama pengecatan berpengaruh terhadap hasil pembacaan sediaan darah. Tujuan Penelitian : Mengetahui adanya pengaruh konsentrasi dan waktu pengecatan giemsa terhadap kualitas sediaan pada pemeriksaan Mikroskopik Malaria. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra-eksperimen, uji statistic menggunakan uji T-Test independen dan Regresi Linier Ganda. Sampel yang di gunakan adalah darah mengandung Plasmodium malaria, kemudian di buat sediaan dan di warnai dengan konsentrasi giemsa (3%, 5%, 7%, 9%, 11%, 13%, dan 15%) dan Waktu pengecatan 5,10,15,20,25,30,35,40,45,50 (menit). Hasil Penelitian menunjukkan berdasarkan analisis bivariat Ada hubungan antara konsentrasi terhadap hasil pengecatan giemsa dengan nilai p-value = 0,002. Ada hubungan antara waktu terhadap hasil pengecatan giemsa dengan nilai p-value = 0,000. Berdasarkan analisis multivariat menunjukkan Pada konsentrasi 9% dengan nilai Beta=0,484 dan waktu 25 menit dengan nilai Beta=0,072. Kesimpulan pada konsentrasi 9% dan waktu 25 menit merupakan pengecatan giemsa yang efektif untuk Pemeriksaan Mikroskopik Malaria. Saran: ATLM dalam melakukan pemeriksaan mikroskopis malaria, diharapkan melakukan uji mutu internal, serta menggunakan konsentrasi 9% dalam waktu 25 menit.

References

Agnes M.P. 2019. Pengaruh variasi Waktu Pewarnaan Menggunakan giemsa terhadap pewarnaan giemsa 10% Terhadap Hasil Sediaan Darah Malaria. Karya Tulis ilmiah: Poltekkes Kemenkes Kupang.

Departemen Parasitologi. 2008. Jakarta : FKUI. Depkes RI. 2003. Pedoman Tatalaksana Kasus

Malaria. Jakarta : Departemen Kesehatan. Depkes RI. 2007. Pusdiknakes Malaria : Jakarta Depkes RI. 2011. Pedoman Tatalaksana Kasus

Malaria. Jakarta : Departemen Kesehatan.

Irianto, Koes. 2013. Mikrobiologi Jilid I. Bandung : Yrama Widya.

Irianto, K. 2009. Panduan praktikum parasitologi dasar untuk paramedis dan non paramedis bandung : Yiama Widya https://www.google.co.id/plasmodium, diakses 23 februari 2017

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria. Jakarta : Ditjen PP & PL

Nuratif H. Amin dan Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Mediaction Publishing

Rahmad A, 2011. Purnomo. Atlas Diagnostik Malaria, EGC, Jakarta.

Safar, R. 2009. Parasitologi Kedokteran Protozoologi Helmintologi Entologo. Bandung : Yiama Widia

Sandjaja, Bernadus,2007. Parasitologi Kedokteran Buku I : Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.

Staf pengajar Departemen Parasitologi FKUI. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai penerbit FKUI

Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hastono, SH. 2006. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Zulkoni, H. 2010. Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika

Downloads

Published

2021-06-28