Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit dan Kayu Sakit Ranting Sengon Terhadap Bakteri dan Jamur

Authors

  • Anisa Sri Pragita Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Rajawali
  • Dheanna Putri Shafa Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Rajawali
  • Devi Nursifah Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Rajawali
  • Alfi Rumidatul Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung
  • Feldha Fadhila Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Farmasi dan Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan Rajawali
  • Yayan Maryana Program Studi Farmasi Politeknik Meta Industri

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v9i2.2459

Keywords:

Etil asetat, Falcataria moluccana, Mikroba uji, N-heksana

Abstract

Penyakit infeksi masih banyak diderita oleh masyarakat di negara berkembang dan resistensi antimikroba tidak dapat dihindari. Maka, diperlukan alternatif antimikroba yang diharapkan dapat menekan angka resistensi antimikroba. Bahan-bahan alami seperti tumbuhan dapat digunakan sebagai alternatif antimikroba, salah satunya adalah tanaman sengon (Falcataria moluccana). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak kulit dan kayu sakit ranting sengon dengan pelarut etil asetat dan ekstrak kulit sehat ranting sengon dengan pelarut n-heksana mengandung senyawa fitokimia (metabolit sekunder) yang berpotensi sebagai antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antimikroba dari ekstrak tersebut terhadap Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhi, Escherichia coli, Shigella dysentriae, Proteus mirabilis, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans. Konsentrasi yang digunakan masing-masing ekstrak adalah 9%, 9.5%, 10%, 10.5%, dan 11%. Metode pengujian aktivitas antimikroba yang digunakan adalah metode difusi dengan kertas cakram (kirby-baueur). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak uji dapat menghambat hampir semua pertumbuhan mikroba uji, kecuali K. pneumoniae dan E. coli. Aktivitas antimikroba tertinggi diperoleh dari ekstrak kulit sakit ranting sengon dengan pelarut etil asetat pada konsentrasi 11% terhadap P. mirabilis dengan diameter zona hambat 10.3 mm

References

Agustin N.F. 2008. Penerapan Mode Gompertz pada Pertumbuhan Bakteri L. acidophilus dan B. longum di Media Adonan Eskrim [Thesis]. Malang: Universitas Brawijaya

Ahmed. 2007. Chemistry of Natural Products. New Delhi: Department of Pharmaceutical Chemistry Faculty of Science Jamia Hamdard.

Allo M.B.R. 2016 Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Retrieved from http:// repository.usd.ac.id/6854/2/121434067_full.pdf

Amalia S., Sri W., & Eka K. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-heksan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus Britton & Rose) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Trad. Med. J; 19 (2): 89-94. Retrieved from https://jurnal. farmasi.umi.ac.id/index.php/fitofarmakaindo/article/view/191

Annissa. 2017. Uji aktivitas antibakteri senyawa difeniltimah (IV) di - 3 - klorobenzoat dan trifeniltimah (IV) 3 - klorobenzoat terhadap bakteri gram negartif Pseudomonas auruginosa dan gram positif Bacillus sutilis. [Tesis] Retrieved from: http://digilib.unila.ac. id/27363/3/tesis%20tanpa%20bab%20pembahasan.pdf

Brooks G.F., Carroll K.C., Butel J.S., Morse S.A., & Mietzner. 2013. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg. Edisi 26. Jakarta: EGC.

Corryanti &Novitasari D. 2015. Sengon dan Penyakit Karat Tumor. Jawa Tengah: Puslitbang Perum Perhutani Cepu.

Cushnie T.P., Tim L., Andrew J. 2005. Amtimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial Agents; 26: 343-356.

Dahlan A., Wahyuni S., & Ansharullah. 2017. Morfologi dan Karakterisasi Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat (UM 1.3a). Jurnal Sains dan Teknologi Pangan; 2(4): 657-663.

Dewi S., Asseggar S., Natalia D., Mahyarudin. 2019. Efek ekstrak etanol daun kesum (Polygonum minus Huds.) sebagai antifungi terhadap Trychophyton rubrum. JKA; 8(2):198-203. Retrieved from http://jurnal.fk.unand.ac.id/index. php/jka/article/download/992/868

Hendra R., Ahmad S., Sukari A., Shukor M.Y., Oskoueian E. 2011. Flavonoid analyses and antimicrobial activity of various parts of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl fruit. Int J Mol Sci;12: 3422-3431. Retrieved from https://core. ac.uk/reader/859 1528

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Mari Bersama Atasi Resistensi Antimikroba (AMR). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Retrievedfrom https://www.kem kes.go.id/article/view/16060800002/mari-bersama-atasi resisten si-antimikroba-amr-.html

Kurniawan D. 2015. Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lamk.) terhadap Candida albicans secara in vitro. [Skripsi]. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Retrieved from https://media.neliti.com/ media/pu blications/193617-ID-uji-aktivita s-antijamur-ekstrak-etanol-d.pdf

Lestari P.I. 2013 Aktivitas antifungi ekstrak daun teh terhadap pertumbuhan Aspergillus flavus. The Indonesian Journal of Infectious Disease. Retrievedfrom https://media.neliti. com/media/pub lications/261793-none-469e41d4.pdf

Lingga A.R., Pato U., & Rossi E. 2016. Uji antibakteri ekstrak batang kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. JOM Faperta; 3(1): 1-15. Retrieved fromhttps://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERTA/article/view/9580

Miradiana, Saidi N., Nursanty R. 2017. Potensi Ekstrak N-heksana Daun Kapas (Glossypium hirsutum L.) terhadap Bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). BioLeuser; 1(1):13-19.

Napitupulu RJ. 2018. E-Learning Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Retrieved from http://www.pusdik.kkp. go.id/elearning/index.php/modul/read/181219-012810kurva-c-pertumbuhan-c-jasad-c-renik

Ngazizah F.N., Ekowati N., & Septiana A.T. 2016. Potensi daun trembilungan (Begonia hirtella Link) sebagai antibakteri dan antifungi. Biosfera; 33(3): 126-133.

Nurhidayati S., Faturrahman dan Mursal G. 2015. Deteksi Bakteri Patogen Yang Berasosiasi Dengan Kappaphycus. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan; 1(2): 24-30.

Nuria, Maulita C., Arvin F., Sumantri. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, dan Salmonella typhi ATCC 1408. Mediagro; 5(2): 26-37.

Opa S.L., Bara R.A., Gerung G.S., Rompas R.M., Lintang R.A.J., Sumilat D.A. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-heksana, Metanol dan Air dari Ascidian Lissoclinum sp. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis; 1(1): 69-80.

Putri M.H., Sukini, & Yodong. 2017. Mikrobiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Rumidatul A., Aryantha I.N.P & Sulistyawati. 2018. Potensi Medik Metabolit Tanaman Sengon (Falcataria moluccana) yang Terserang Penyakit Karat Tumor.

Setyorini S.D., & Yusnawan E. 2017. Peningkatan Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Aneka Kacang sebagai Respon Cekaman Biotik. Iptek Tanaman Pangan; 11(2): 167-173.

Sharah A., Karnila R., & Desmelati. 2015. Pembuatan kurva pertumbuhan bakteri asam laktat yang di isolasi dari ikan peda kembung (Rastrelliger sp.). JOM; 2(2): 1-8. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/203144-none.pdf

Tripathi K.D. 2003. Antimicrobial drugs: general consideration Essential of medical pharmacology 5th ed. Jaypee: Brothers Medical Publishers.

Waluyo L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

Downloads

Published

2021-01-25