Serapan Zat Besi Dalam Minuman Teh Kemasan Menggunakan Spektrofotometer

Authors

  • Iwan Sariyanto Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.26630/jak.v8i1.1641

Keywords:

Spektrofotometer, Teh kemasan, Zat besi

Abstract

Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan diderita lebih dari 600 juta manusia. Perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 51%. Anemia defisiensi besi lebih cenderung berlangsung di negara sedang berkembang dari pada negara yang sudah maju. Hal itu berakar pada asupan yang tidak adekuat. Anemia kekurangan zat besi dapat disebabkan oleh konsumsi besi yang kurang atau dikonsumsi bersamaan dengan zat yang dapat menghambat serapan besi. Teh merupakan minuman yang banyak bermanfaat sebagi antioksidan, tetapi juga mempunyai zat anti gizi tanin yang dapat menghambat penyerapan besi apabila dikonsumsi dalam waktu yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serapan zat besi (Fe) dalam minuman teh kemasan yang beredar dipasaran. Jenis penelitian ini bersifat ekperimental dengan menambahkan  larutan Fe 1% kedalam minuman teh kemasan. Pengukuran serapan Fe menggunakan methode spektrofotometri. Hasil penelitian yang dilakukan pada 10 macam minuman teh kemasan menunjukkan bahwa seluruh minuman teh kemasan menyerap larutan Fe 1%  dengan intensitas yang berbeda.Teh kemasan TG merupakan teh yang menyerap Fe paling sedikit yaitu sebesar 3,72 ppm. Sedangkan teh kemasan MT yang menyerap Fe paling banyak yaitu sebesar 37,08 ppm.

References

Almatsier S, 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC Jakarta

Besral, Meilianingsih L, Sahar J, 2007. Pengaruh Minum Teh Terhadap Kejadian Anemia Pada Usila Di Kota Bandung. Makara, Kesehatan, Vol. 11, No. 1: 38-43.

Chung, K. T., Wong, T. Y., Wei, C. I., Huang, Y. W., & Lin, Y. (1998). Tannins and human health: a review. Critical reviews in food science and nutrition, 38(6), 421-464.

Dewi C dan Mustika NH, 2012. Bahan Pangan,Gizi, Dan Kesehatan. CV Alfabeta, Bandung.

Gibson S. Iron Intake And Iron Status Of Preschool Shildren: Association With Breakfast Cereals, Vitamin C And Meat. Public

Health Nutrition, 1999 (2):521-528

Hartoyo, Arif. 2003. Teh Dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Kanisius, Jakarta.

Kaltwasser JP, Werner E, Schalk K, Hansen C, Gottschalk R, Seidl C, 1998. Clinical Trial on the Effect of Regular Tea Drinking on Iron Accumulation in Genetic Haemochromatosis. Gut 1998;43:699-704 doi:10.1136/gut. 43.5.699.

Nelson M, Poultert J, 2004. Impact Of Tea Drinking On Iron Status In The UK: A Review. J Hum Nutr Dietet, 17, 43-54.

Soegeng S, Anne L, 2009.Kesehatan Dan Gizi. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2000. Teh, Budidaya Dan Pengolahan Pascapanen. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Thankachan P, Walezyk T, Muthayya S, Kurpad AV, Hurrel RF 2008. Iron Absorption in Young Indian Women: The Interaction of Iron Status with the Influence of Tea and Ascorbic Acid. Am J Clin Nutr 2008; 87; 881-6.

Wardiyah. H, Yustini Alioes, Dian Pertiwi. 2014. Perbandingan reaksi zat besi terhadap teh hitam dan teh hijau secara invitro dengan menggunakan spektrofotometer. Jurnal Kesehatan Andalas 3(1).

Downloads

Published

2019-09-24