EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS

Authors

  • Musiana Musiana
  • Titi Astuti
  • Ratna Dewi

DOI:

https://doi.org/10.26630/jkep.v11i2.576

Keywords:

terapi komplementer, pijat refleksi

Abstract

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan menyebutkan terapi komplementer dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil survey pendahuluan di Puskesmas Kedaton penyakit DM termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak dan menduduki urutan ke-4 setelah faringitis, hipertensi dan common cold dan terjadi peningkatan jumlah penderita DM dari tahun 2012 (1.131 penderita) menjadi 1.873 penderita pada tahun 2013. Hipotesis penelitian yaitu pijat refleksi efektif dalam mengendalikan kadar glukosa darah penderita DM. Manfaat penelitian adalah mengintegrasikan terapi komplementer dalam pelayanan keperawatan  penderita DM.  Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen, metode pengambilan data Pre and Post Test Control  Group Design. Hasil penelitian didapat rata-rata kadar glukosa darah penderita DM sebelum melakukan pijat refleksi adalah 199,76 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol 183,18 mg/dl. Rata-rata kadar glukosa darah penderita DM sesudah melakukan pijat refleksi adalah 159,14 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol 170,43 mg/dl. Hasil uji statistik, ada perbedaan kadar glukosa darah penderita DM pada kelompok intervensi dengan nilai p = 0,021 sedangkan pada kelompok kontrol tidak (nilai p = 0,400). Saran bagi Puskesmas Kedaton agar mengintegrasikan terapi komplementer khususnya pijat refleksi dalam pelayanan keperawatan penderita DM  dengan mengoptimalkan sarana pijat refleksi berupa taman pijat refleksi yang sudah tersedia di puskesmas Kedaton.

References

Ahmad Zunaidi, Susi Nurhayati, Tut Wuri Prihatin. (2014). Pengaruh pijat refleksi terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di Klinik Sehat Hasta Therapetika Tugurejo Semarang. Prosiding Konferensi Nasional PPNI , (hal. 56-65). Jawa Tengah.

Bullock, B.L. & Henze, B. (2000). Focus on Pathophysiology. Lippincott. Williams & Wilkins

Dunning, T. (2003). Care of people with diabetes : a manual of nursing practice. Melbourne: Blackwell.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung (2011). Profil Kesehatan Lampung.

Elliot, W. & Izzo, W. 2006. Effect of devide guided breathing to lower blood pressure. Case report & clinical overview. Medscape General Medicine, 82

Kemenkes (2007), No.1109/Menkes/ Per/IX/2007.Indonesia.

Laporan Riskesdas (2013). www.depkes.go.id/resources/download/.../Hasil%20Riskesdas%202013.

Perkeni (2011).Pengelolaan dan Pencega-han Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Perkumpulan Endokrino-logi Indonesia

Smeltzer & Bare (2003). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Soegondo, Sidartawan (2006). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai penerbit FKUI

---------------------------(2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe II di Indonesia. Jakarta : PB Perkeni

Wikipedia. (2014, Maret 20). Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas. Dipetik Maret Jum'at, 2015, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pijat_refleksi www.lizaherbal.com.

Published

2017-09-27