Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dan Pencegahan Gigitan Nyamuk Aedes aegypti dengan Kejadian DBD

Amrul Hasan, Eka Sulistianingsih

Abstract


Amrul Hasan1)Eka Sulistianingsih2)

1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

                                  2)Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Email: amrulhasan@gmail.com

 

Abstract: Relationships mosquito nest eradication of dengue and Aedes aegypti Mosquito Bite Prevention with dengue incidence. Dengue hemorrhagic fever is a public health problem in North Lampung regency. In the years 2007 to 2010 experienced a downward trend, the 2007 dengue incidence rate of 42.85 per 100,000 population increased to 57.4 per 100,000 in 2011, until the end of March 2012 the number of cases more than 350 cases, but in the year 2011 increased outstanding, so that the Government of North Lampung regency set as outbreaks local research 4.The purpose of this research is to know the relationship habits to eradicate mosquito breeding (PSN) and the prevention of mosquito bites with the incidence of dengue in North Lampung regency Kotabumi. Design of case-control studies with a total sample of 406 individuals consisting of 203 cases and 203 controls. Data was collected through interviews and observation. The survey results revealed no association with the incidence of PSN habit of dengue hemorrhagic fever. Individuals who do not have a 3M risk of 4.45 (95% CI: 2.38 to 8.30) times with DHF compared with individuals who did 2M or 3M. Individuals who do 1M (drain or cover or bury it) risk of 2.67 (95% CI: 1.46 to 4.89) times suffer from DHF compared with individuals who did 2 M or 3 M after controlled variables for an object that can be hold water around the house and bite prevention mosquito habits. There is a relationship between habits to prevent mosquito bites associated with the incidence of dengue. Individuals who do not perform mosquito bite prevention risk 5.43 (95% CI: 3.14 to 9.36) times with DHF compared with individuals who did 2 and 3 types of mosquito bite prevention. Individuals who did one mosquito bite prevention (using the repellent on skin or anti mosquito repellent or spray the room with insecticide) 2.03 times the risk of suffering from dengue compared with individuals who did 2 and 3 types of mosquito bite prevention after controlled with knowledge and the existence of objects that can hold water around the house.


Keywords: Dengue, Aedes aegypti, a mosquito bite prevention

 

Abstrak: Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD dan Pencegahan Gigitan Nyamuk Aedes aegypti dengan Kejadian DBD. Demam Berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Lampung Utara. Pada tahun 2007 s.d 2010 mengalami tren penurunan, tahun 2007 incidence rate DBD sebesar 42,85 per 100.000 penduduk meningkat menjadi 57,4 per 100.000 pada tahun 2011,  hingga akhir Maret 2012 jumlah kasus lebih dari 350 kasus, akan tetapi pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang luar biasa, sehingga Pemerintah Kabupaten Lampung Utara menetapkan sebagai KLB lokal4.Tujuan penelitian mengetahui hubungan kebiasaan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pencegahan gigitan nyamuk dengan kejadian DBD di Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Desain penelitian kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 406 individu terdiri dari 203 kasus dan 203 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian diketahui ada hubungan kebiasaan melakukan PSN dengan kejadian demam berdarah dengue. Individu yang tidak melakukan 3M memiliki risiko 4,45 (95% CI : 2,38-8,30) kali terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2M atau 3M. Individu yang melakukan 1M (menguras atau menutup atau mengubur saja) berisiko 2,67 (95% CI: 1,46-4,89) kali menderita DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2 M atau 3 M setelah dikontrol dengan variabel keberadaan benda yang dapat menampung air di sekitar rumah dan kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk.Ada hubungan antara kebiasaan melakukan pencegahan gigitan nyamuk berhubungan dengan kejadian DBD. Individu yang tidak melakukan pencegahan gigitan nyamuk berisiko 5,43 (95% CI: 3,14-9,36) kali terkena DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2 dan 3 jenis pencegahan gigitan nyamuk. Individu yang melakukan 1 pencegahan gigitan nyamuk  (mengunakan repellent atau anti nyamuk bakar atau menyemprot ruangan dengan pembasmi serangga) berisiko 2,03 kali menderita DBD dibandingkan dengan individu yang melakukan 2 dan 3 jenis pencegahan gigitan nyamuk setelah dikontrol dengan pengetahuan dan keberadaan benda yang dapat menampung air di sekitar rumah.

 

Kata kunci : DBD, Aedes aegypti, Pencegahan gigitan nyamuk



DOI: https://doi.org/10.26630/jk.v4i1.9

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published by: Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Alamat: Jl. Soekarno-Hatta No. 6 Bandar Lampung
Telepon: 0721-783852 Fax: 0721-773918, emai: jk@poltekkes-tjk.ac.id
 

Jurnal Kesehatan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.